REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melakukan pertemuan dengan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang tergabung dalam Forum Penyelenggara Umrah Haji Jawa Barat. Segala aspirasi dan masukan terkait penyelenggaraan ibadah umrah di tengah pandemi Covid-19 varian Omicron ditampung.
Pertemuan perwakilan PPIU se Jawa Barat itu dikemas dalam 'Ngobrol Umrah di Tengah Omicron' bersama Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. Ia menyebut masukan dan aspirasi dari perwakilan PPIU ini sangat penting demi meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi jamaah umrah Indonesia.
Beberapa masukan yang datang adalah menambah akses pintu keberangkatan jamaah umrah selain Bandara Soeta, keterlibatan tim Kemenag mengawal proses PCR jamaah, serta mempersingkat masa karantina.
• Allah tak Ingin Senegal Menunggu Terlalu Lama Lagi
• Sergio Aguero ke Negeri Muslim untuk Tenangkan Diri
Tak hanya itu, mereka juga meminta agar diterapkan akses satu pintu khusus jamaah umrah saat keluar dari bandara agar tidak berbaur dengan penumpang perjalanan luar negeri lainnya.
''Terima kasih atas masukan dan aspirasinya. Tentunya aspirasi ini nanti akan kami sampaikan dalam rapat bersama Menteri Agama, Komisi VIII DPR RI dan dalam rapat lintas kementerian," kata Wamenag dalam keterangan yang didapat Republika, Sabtu (12/2).
• Pemain Muslim Disegani di Markas Barcelona
• Ketika Mileometer Pemain Muslim Ini Akhirnya Terbakar
Persoalan umrah di tengah pandemi disebut tidak bisa diatasi oleh Kementerian Agama sendiri. Hal tersebut harus melibatkan banyak pihak. Namun, masukan yang ada akan dijadikan bahan sehingga dicarikan solusinya.
Saat ini, Kementerian Agama disebut tengah melakukan evaluasi terkait pemberangkatan umrah. Salah satunya dengan pelaksanaan karantina kepulangan dan layanan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
"Kami juga memberikan apresiasi kepada PPIU dan jamaah umrah yang sudah disiplin menjalankan prokes saat menjalani ibadah umrah. Disiplin jamaah umrah Indonesia dipuji oleh pemerintah Arab Saudi dan ini harus kita pertahankan. Jangan sampai ibadah umrah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19," lanjutnya.
• Pengumuman Lomba Menulis Retizen: Covid Naik Lagi, Bagaimana Nasib PTM?
Terakhir, ia juga mengingatkan agar jangan sampai ada lagi stigma negatif kepada jamaah umrah, apalagi sampai membawa klaster baru. Masalah umrah harus selalu diperbarui.
"Kita khawatir karena perkembangan dinamikanya tidak bisa kita duga. Sehingga pelaku jasa travel umrah dan haji betul-betul bisa melakukan antisipasi," ujar Wamenag.