“Tidak ada yang berhak memaksa siapa pun untuk memakai jilbab atau meninggalkan jilbab. Tidak seorang pun boleh diganggu atau dilecehkan karena mengenakan jilbab. Ini bukan hanya tanda agama tetapi juga masalah kebebasan memilih,” kata Ashrefa Tasnim, siswa lainnya dilansir dari Yeni Safak, Jumat (12/2/2022).
Tasnim mengatakan kelompok fasis dan ekstremis di India ingin menjatuhkan emansipasi perempuan. “Komunitas mahasiswa cinta damai di Asia Selatan dan sekitarnya akan menolak konspirasi apa pun untuk menghancurkan kerukunan komunal di kawasan itu dengan melarang jilbab,” tambahnya.
Sementara itu, sejumlah besar warga Bangladesh memuji video Muskan Khan di media sosial, menjulukinya sebagai simbol keberanian dan keyakinan. Banyak juga yang kini menggunakan fotonya sebagai foto profil media sosial mereka.
Muktadir Rashid Romeo mentweet insiden itu dapat memicu ketegangan agama di Asia Selatan, tetapi saksi sejarah (bahwa) umat manusia selalu menang. Mengacu pada pembalikan berani Muskan Khan sebagai waktu yang tepat, banyak yang meminta para pemimpin dunia menentang kebijakan negara yang menindas pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi terhadap Muslim.
“Dalam satu dekade terakhir, saya telah melihat banyak video di media sosial. Tapi saya belum pernah menonton video berkali-kali. Saya telah mengucapkan 'Allahu Akbar' secara naluriah sebanyak yang saya lihat video Muskan,” tulis jurnalis senior Muhammad Abdullah di halaman Facebook-nya.