REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sebanyak 50 mahasiswa di Universitas Dhaka di Bangladesh memberikan dukungannya kepada mahasiswa Muslim di India yang menolak larangan pemakaian jilbab di universitas. Mahasiswa muslim Bangladesh berbaris di kampus pada Rabu (9/2/2022) untuk mengekspresikan solidaritas mereka.
Para siswa mengatakan mengenakan jilbab adalah pilihan pribadi dan praktik keagamaan wanita Muslim di seluruh dunia. Masalah ini harusnya menjadi kebebasan bagi Muslimah untuk memilih dan tidak ada negara yang berhak mengganggu kebebasan pribadi dan beragama seseorang.
Seorang mahasiswa hukum di Universitas Dhaka, Saleh Uddin Sifat, mengatakan beberapa mahasiswi di perguruan tinggi di Karnataka, India berada di ruangan terpisah selama jam pelajaran. Mereka dipaksa tidak berpartisipasi dalam kelas pada 7 Januari lalu.
“Ini adalah kebijakan yang sangat diskriminatif dan campur tangan terang-terangan dalam kebebasan beragama seseorang yang telah dilindungi dalam konstitusi India,” kata Sifat, seraya menambahkan ketidakadilan seperti itu tidak mungkin ada di dunia yang beradab.
Para mahasiswa Bangladesh juga menyatakan solidaritas dengan Muskan Khan, seorang mahasiswa di Karnataka yang dicemooh oleh massa sayap kanan Hindu di kampusnya. Sementara puluhan pemuda Hindu yang mengenakan selendang safron mengelilinginya dan dengan keras meneriakkan slogan “Jai Shri Ram” (Salam Tuhan Ram), Muskan yang mengenakan burqa bereaksi dengan berteriak “Allahu Akbar!" Sebuah klip video dari insiden tersebut dengan cepat menjadi viral di media sosial di seluruh dunia.