Menurut Agus, ia siap menindaklanjuti keputusan BPOM tentang izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Covid-19 karena anak sebagai kelompok masyarakat menjadi yang paling rentan dan perlu dilindungi dari penularan. Vaksinasi kepada anak di bawah usia 12 tahun juga sebagai usaha memutus rantai penularan.
"Kami sudah mulai di level siswa SMA bekerja sama dengan Baznas pesantren, dan lembaga pendidikan lain. Seandainya (vaksin) sudah tersedia, kami akan masuk ke anak-anak," kata dia.
Di satu sisi, ia juga mendorong pemerintah memberikan tambahan stok vaksin karena masih banyak tempat yang belum mendapatkan vaksin, utamanya pelosok daerah. Apalagi Muhammadiyah juga fokus dalam pemerataan vaksin di daerah terluar dan terjauh.
"Kami mohon bantuan Kemenkes menyediakan vaksin di tempat yang kami ingin sasar. Kami juga bekerja sama dengan USAID untuk melakukan vaksinasi di daerah-daerah terjauh dan terpencil," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan memperkirakan kebutuhan vaksin Sinovac tambahan untuk kelompok sasaran vaksinasi Covid-19 usia 6-11 tahun berkisar 25 hingga 30 juta dosis. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksin yang tersedia saat ini masih diprioritaskan untuk kalangan dewasa dan lansia sebab lebih berisiko sakit berat.