REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pusat Meteorologi Nasional (NCM) memperkirakan Arab Saudi kemungkinan akan mengalami musim dingin yang ekstrem dengan suhu mencapai di bawah 0 derajat Celsius di musim dingin mendatang. Semua indikasi akan terjadinya fenomena tersebut mengarah pada Arab Saudi.
Juru bicara pusat Hussain Al-Qahtani mengungkapkan hal ini. Saat menghadiri program telepon dengan saluran Al-Ekhbariya, ia menghubungkan ini dengan fenomena iklim ekstrem yang mempengaruhi dunia.
"Semua indikasi awal menunjukkan fakta bahwa kami (Arab Saudi) akan mengalami musim dingin yang ekstrem dimana suhu akan turun di bawa nol (derajat Celsius). Dunia sedang mengalami fenomena cuaca ekstrem yang mempengaruhi kerajaan juga dan itu termasuk kenaikan suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya selama musim panas lalu," kata Al-Qahtani seperti dikutip di Saudi Gazette, Senin (18/10).
Menurut Al-Qahtani, NCM mencatat 53 derajat Celsius di tempat teduh di beberapa wilayah Arab Saudi di musim panas lalu. Ini di samping hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disaksikan di daerah selatan ibu kota Riyadh.
"Diperkirakan kami akan melihat penurunan suhu yang signifikan di musim dingin," ujarnya.
Perlu dicatat awal bulan ini banyak wilayah Arab Saudi yang menyaksikan hujan sedang hingga lebat dan badai petir yang disebabkan oleh Topan Tropis Shaheen yang mendarat di Oman. Topan Shaheen memiliki dampak tidak langsung di Arab Saudi yakni mengalami penurunan udara yang menyebabkan badai petir dan hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah negara.