REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) Prof Muhammad Adlin Sila menyampaikan Indeks Kesalehan Sosial (IKS) masyarakat Indonesia tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Dari skor 82,52 pada 2020 meningkat menjadi 83,92 di tahun ini.
"Ini menunjukkan adanya peran yang signifikan dari para tokoh agama sehingga hasil survei IKS mengalami peningkatan. Tokoh agama telah menyadarkan umat beragamanya untuk peduli terhadap keadaan lingkungan, kemanusiaan, dan negara," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (13/10).
Adlin berharap indeks kesalehan sosial ini terus meningkat setiap tahun sehingga bisa mencapai target skor 86 pada 2024 mendatang. Walaupun, skor nasional IKS sempat menurun pada 2020 dengan 82,52 dibandingkan 2019 dengan angka skor 83,58.
Dia menambahkan, selama ini masyarakat dikenal religius yang terlihat dari ramainya aktivitas pada hari-hari besar keagamaan. Mereka bersuka-cita dalam menyambut hari raya agamanya seperti Idul Fitri, Natal, Nyepi dan Waisak serta lainnya. Rumah ibadah pun penuh karena banyak yang ingin menyambut hari raya tersebut.
"Maka kami melalui survei ini, ingin mengukur apakah kesalehan individual itu punya dampak terhadap kesalehan sosial mereka. Ini diukur dengan habitasi mereka misalnya menolong tetangga, bergotong-royong, peduli lingkungan, kebersihan di rumah, kepedulian terhadap masyarakat sekitar dan komitmen menjaga NKRI," jelasnya.
Adlin mengingatkan tujuan dari agama adalah kemaslahatan umat dan bangsa dan tidak berhenti pada aktivitas di rumah ibadah. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Dia mengungkapkan tokoh agama dan agama menjadi kunci pencegahan penyebaran Covid di Indonesia.
"Kalau umat beragama tidak percaya terhadap kebijakan pemerintah, maka Covid-19 ini belum bisa dikendalikan. Sekarang ini kebijakan pemerintah efektif menurunkan penyebab Covid ini. Dan saya kira tokoh agama dan umat beragama berperan di situ," ujarnya.
Dari hasil survei IKS 2021, Adlin mengajak seluruh komponen umat beragama memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, misalnya dari hal terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Dalam Islam sendiri, diajarkan mengenai kebersihan bagian dari iman.
"Karena terkadang hanya berhenti di hafalan saja oleh para santri, jamaah majelis taklim, atau rutin disampaikan oleh penceramah tetapi masih sering kita lihat sekolah Islam itu sampah di mana-mana," ungkapnya.
Karena itu, menurut Adlin, perlu ada contoh dan kedisiplinan supaya nilai-nilai agama tercermin dalam perilaku agama dan tindakan nyata. Dia berharap, berbagai ceramah dan pengajian lebih banyak memberikan contoh misalnya soal bagaimana hidup bersih.
"Termasuk juga para pendeta, pastur, bhikkhu dan lainnya harus memberi contoh hidup bersih. Ini adalah sistem yang ingin kita tuju. Jadi bukan kesalehan individual. Nggak boleh bersih sendiri, tetapi halaman samping itu nggak bersih. Jadi harus ada kebersihan sosial secara terintegrasi," ujar dia.