Jumat 01 Oct 2021 05:45 WIB

Mualaf Peter: Hidayah adalah Anugerah Berharga  

Mualaf Peter mendapat hidayah saat berada di Indonesia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Perlunya Mualaf Didampingi Mentor
Foto:

Sebab, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, dirinya sudah ingin mengenal Islam lebih dekat. Sebelum bertemu Rika, keinginan itu hanya didasari rasa penasaran tidak kurang, tidak lebih. Akan tetapi, saat menjalin hubungan dengan perempuan tersebut, kehendaknya untuk mempelajari agama ini kian kuat. 

Pada Mei 2012, Peter mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Denpasar. Prosesi itu disaksikan oleh ulama setempat, beberapa jamaah, dan tentu saja Rika sang calon istri. Beberapa hari sesudahnya, pernikahan antara keduanya pun dilangsungkan. Resmi sudah mereka mulai membina rumah tangga. 

Niat Peter untuk serius mendalami Islam tidak berhenti pada ujaran lisan. Setiap hari, dirinya selalu meluangkan waktu untuk membaca banyak buku dan menonton video tentang agama ini. Tidak hanya konten-konten mengenai ibadah harian. Lebih lanjut, ia sungguh sungguh mengkaji dasar agama ini Alquran dan hadits serta sosok mulia yang membawanya, yakni Nabi Muhammad SAW. 

Semula, Rika agak terkejut dengan antusiasme suaminya dalam mempelajari Islam. Pernikahan hanyalah jalan, bukan alasan, Peter untuk menjadi seorang Muslim. Berdasarkan pengajian yang disimaknya, ia mendapati bahwa kewajiban seorang Muslim setelah ber syohadat ialah sholat lima waktu. Dan, dalam budaya Indonesia pakaian shalat adalah peci, baju koko, serta sarung. 

Peter langsung meminta istrinya untuk membeli semua perlengkapan tersebut. Melihat semangat ini, Rika pun ikut mendukungnya. Tidak hanya membelikan apa-apa yang diminta. Wanita tersebut juga memajang poster tuntunan gerakan sholat di dinding kamar. Dengan begitu, suaminya bisa setiap waktu menghafalkan dasar-dasar ibadah tersebut. 

Baca juga : KPPPA Tegaskan Komitmen Cegah Praktik Sunat Perempuan

Sebagai pasangan, mereka berdua saat itu belum lepas dari kebiasaan buruk. Ya, walaupun secara resmi sudah berislam, beberapa hal masih dilakukannya. Misalnya, meminum minuman keras. Peter menuturkan, memang istrinya waktu itu belum terlalu taat beribadah. 

Sholat masih sering bolong-bolong. Sebagai mualaf, keteguhan iman dalam diri Peter pun masih sarat ujian. Karenanya, sering juga dirinya terbawa suasana, hingga mabuk-mabukan atau berpesta sampai pagi. 

Hingga suatu saat, Peter memutuskan untuk kembali ke Belanda. Sebab, di tanah air nya itu ada sebuah perusahaan yang menjanjikan karier lebih baik untuknya. Sambil memboyong istri dan anak-anak, ia pun mengurus seluruh dokumen kepulangan di Jakarta.  

sumber : Dok Istimewa
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement