Rabu 14 Jul 2021 04:15 WIB

Arsitek Hindu Bangun Masjid Hingga Dijuluki Bapak Masjid

Govindan membangun rumah ibadah karena cinta pada kesatuan umat manusia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Arsitek Hindu Bangun Masjid Hingga Dijuluki Bapak Masjid. Ilustrasi
Foto:

Bunga teratai muncul dengan gambar berbagai dewa Hindu dan juga merupakan simbol pemilihan partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP). Namun, terlepas dari penolakannya terhadap penemuan kembali tradisi lama, Govindan mengatakan, terus mengikuti kata hatinya sambil membangun masjid karena rumah Tuhan harus bebas dari prasangka.

Yang luar biasa menarik dari karya Govindan, yakni dia belum pernah mengunjungi atau melihat konstruksi arsitektur Islam di luar Kerala. Belajar dengan coba-coba, serta melalui pengamatannya yang tajam, ia menemukan estetika baru untuk struktur yang ia rancang.

Dia mengikuti model arsitektur Indo-Saracenic dan menganggap buku terobosan, Arsitektur India: Periode Islam dan Arsitektur India: Periode Hindu oleh sarjana dan sejarawan Inggris terkenal Percy Brown sebagai "Alkitab" urusan arsitektur.

Seiring berkembangnya gayanya, karya Govindan ditopang oleh upaya untuk menciptakan generasi baru tempat ibadah. Dia juga bermain dengan warna, mengganti warna tradisional masjidnya dengan palet pastel merah muda dan hijau pistachio.

"Saya bangun jam 6 pagi dan menyelesaikan membaca koran dan sarapan pada jam 8.30 pagi setelah itu saya di meja saya merancang buku saya, Njaan Kanda Quran, yang secara harfiah berarti, 'Apa yang telah saya lihat dan pahami dari Alquran'," katanya.

Buku setebal 1.200 halaman, yang telah menghabiskan waktu lebih dari enam tahun, itu akan membantu pembaca memahami Alquran dengan cara yang sederhana dan bermakna. "Saat membaca Alquran. Saya dikejutkan oleh kesamaan ajarannya dengan Alkitab dan Gita. Saya mengambil setiap frasa Alquran dan membandingkannya dengan dua teks agama lainnya sambil membuat catatan rinci dari saya. Temuan ini membentuk inti dari buku saya. Saya berharap bisa diterbitkan suatu hari nanti," jelasnya.

Govindan juga merupakan pendiri Maanavamaitri, sebuah organisasi sosial dan amal yang mempromosikan pemahaman dan toleransi beragama, antitesis dari pandangan dunia yang semakin diwarnai oleh ras, agama, kasta, dan keyakinan. Setelah mengabdikan seumur hidup untuk membangun tempat pemujaan, dia masih memiliki satu tugas yang belum terpenuhi: meletakkan fondasi sekolah pemikiran keagamaan di mana Gita, Quran, dan Alkitab dapat diajarkan kepada siswa.

"Suatu hari, saya berharap dapat mewujudkan impian saya ini juga. Alangkah indahnya jika kita semua dapat menyadari Tuhan pada akhirnya adalah satu, apa pun agama yang kita gunakan sebagai kendaraan untuk mencapai-Nya. Saat kita menyadari ini dan menghormati semua agama, semua perselisihan akan berakhir. Dan dunia akan menjadi tempat yang lebih kaya untuk itu," ujarnya.

Sumber: https://www.aljazeera.com/news/2021/7/13/hindu-architect-kerala-mosque-man

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement