REPUBLIKA.CO.ID, EDMONTON -- Hanya beberapa hari setelah dua wanita Muslim diserang di St. Albert, ratusan orang menghadiri rapat umum anti-kebencian di Churchill Square di pusat kota Edmonton, Kanada. Penyelenggara menyerukan warga Edmonton berkumpul dan menuntut tindakan guna melindungi wanita Muslim.
Serangan di St. Albert adalah yang terbaru dalam serangkaian insiden yang mengkhawatirkan. Hal ini termasuk serangan lain terhadap seorang wanita yang mengenakan jilbab di pusat kota Edmonton.
Serangan-serangan itu fokus menargetkan wanita Muslim. Dilansir dari laman CBC, Ahad (27/6), teriakan "Buat jalan-jalan kita aman" terdengar dari panggung ketika pembicara berbicara kepada orang banyak. Masyarakat datang dari berbagai latar belakang.
Seorang aktivis, Ahmed Ali, mengatakan kepada orang banyak dia berharap aksi ini akan membantu menyembuhkan mereka yang telah diserang. Mereka tidak harus berkumpul untuk melawan kebencian.
"Itu tidak baik untuk kakak perempuan saya yang harus khawatir berjalan di luar dan menentukan warna jilbab apa yang akan dikenakan agar tidak menonjol," kata Ali.
Perwakilan Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) Alberta, Amira Shousha, mengatakan tindakan pencegahan dan keamanan ekstra diambil untuk memastikan keselamatan peserta dan peserta rapat umum. "Sangat menyedihkan kami bahkan harus memiliki petugas polisi dan petugas perdamaian di sini untuk memastikan orang-orang yang ingin berbicara menentang ketidakadilan (dilindungi)," kata Shousha.
Shousha mengatakan NCCM ingin melihat sebuah komite dibentuk untuk mengatasi islamofobia.