REPUBLIKA.CO.ID, Azar, ayah Nabi Ibrahim Alaihi Salam, sebagaimana kaumnya yang lain, lebih memilih untuk menyembah berhala daripada menaati seruan ilahi. Bahkan, dia dikenal sebagai pembuat sekaligus penjual patung-patung berhala.
Nabi Ibrahim as memahami, kewajiban pertama yang harus dilakukan sebelum berdakwah pada kaumnya adalah berdakwah pada ayahnya.Ayahnya, adalah orang terdekatnya, walaupun dia berbuat hal yang dibenci Allah SWT.
Maka, dengan sopan santun, Ibrahim as, menemui ayahnya dan menyampaikan bahwa dirinya diutus Allah SWT sebagai nabi dan rasul. Sesungguhnya, Zat yang Mahakuasa telah mengilhamkan kepadanya pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki ayahnya. Alquran pun mengabadikan kata-kata Ibrahim.
"Wahai ayahku, sunggu telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukan kepadamu jalan yang lurus"(Surat Maryam ayat 43).
Ibrahim as pun tak mempertanyakan apa gerangan yang mendorong sang ayah menyembah berhala sebagaimana kaumnya. Namun, apa yang disampaikan Ibrahim ditolak mentah-mentah. Dia tetap pada keyakinannya hingga ajal menjemput.
(Qashashul Anbiya, Ibnu Katsir)