Rabu 16 Jun 2021 03:43 WIB

Malala Yousafzai Bicara Jilbab, Pakistan dan Dunia

Malala menanggapi anggapan jilbab sebagai simbol penindasan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Malala Yousufzai
Foto:

Dalam kesempatan itu, Malala juga membahas jebakan aktivisme yang secara inheren didorong oleh media sosial. Tidak ada yang meragukan bahwa kekuatan yang dimiliki media sosial untuk menggembleng khalayak yang beragam sangat penting untuk memicu perubahan.

Serangan balik di seluruh dunia terhadap pembunuhan George Floyd atau pelanggaran oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina, untuk menyebutkan beberapa contoh, sebagian terjadi karena media sosial. Kita semua dibawa ke jantung kejahatan dan dengan demikian dapat bergandengan tangan dengan yang tertindas.

Namun, Malala benar, aktivisme tidak boleh terbatas pada media sosial. Ketika kita mengangkat suara kita, kita harus memiliki pemahaman tentang bagaimana sistem bekerja sehingga dapat direformasi. 

Tidak pernah pada dasarnya sederhana dan aktivisme media sosial terkadang dapat menyederhanakan apa yang diperlukan untuk membuat perubahan yang langgeng. Reformasi kelembagaan dan sistematis harus terjadi dari bawah ke atas dalam struktur yang kasar dan korup.

Kata-kata harus selalu disertai dengan tindakan. Peristiwa baru-baru ini menunjukkan bahwa pihak yang bersalah dapat dihentikan, tetapi seringkali tidak cukup. Siapa pun dapat ditekan untuk berhenti, tetapi ini harus disertai dengan kesediaan untuk menerima kesalahan dan komitmen untuk melakukan reformasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement