Kamis 04 May 2023 19:37 WIB

50 Orang Hindu Masuk Islam Massal di Pakistan

Mereka akan tinggal di fasilitas lokal yang didirikan khusus untuk mualaf.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Mualaf/Ilustrasi. 50 Orang Hindu Masuk Islam Massal di Pakistan
Foto: ROL/Ilustrasi Mardiah
Mualaf/Ilustrasi. 50 Orang Hindu Masuk Islam Massal di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, MIRPURKHAS -- Setidaknya 50 orang Hindu dari 10 keluarga yang tinggal di berbagai wilayah di divisi Mirpurkhas, Pakistan telah masuk Islam. Putra Senator Pakistan Muhammad Talha Mahmood, Mohammad Shamroz Khan turut menghadiri upacara yang diadakan Baitul Iman New Muslim Colony tersebut.

Salah satu pengurus organisasi tersebut, Qari Taimur Rajput, membenarkan 10 keluarga telah masuk Islam. “Mereka semua rela masuk Islam. Tidak ada yang memaksa mereka,” ujar Rajput, seperti dilaporkan The Express Tribune, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga

Dia juga sempat menanyakan kepada para mualaf apakah mereka bersedia mengambil langkah tersebut saat momen mengucapkan kalimat syahadat yang juga dihadiri oleh beberapa warga setempat.

Menurut Rajput, 50 orang berpindah agama, termasuk 23 wanita dan seorang gadis berusia satu tahun. Para mualaf itu akan tinggal di fasilitas lokal yang didirikan khusus untuk mualaf pada 2018.

Selama empat bulan mereka tinggal di fasilitas tersebut, para mualaf itu akan belajar dan mempelajari agama baru mereka. Organisasi akan menyediakan kebutuhan mereka, termasuk pakaian, makanan dan obat-obatan.

Rajput menambahkan, setelah empat bulan tinggal di fasilitas tersebut, para mualaf itu dapat pergi ke mana saja. “Kami menyediakan semua kemungkinan dukungan yang dibutuhkan orang-orang ini,” ucap Rajput.

Dia menjelaskan, ratusan orang telah masuk Islam dalam lima tahun terakhir. Dia juga menginformasikan hanya keluarga yang masuk Islam.

“Kami tidak memaksa individu karena itu dapat menimbulkan masalah,” kata Rajput.

Di sisi lain, para aktivis Hindu mengungkapkan kesedihan dan kemarahan mereka atas perpindahan agama massal tersebut. Menunjukkan kemarahannya, Faqir Shiva Kucchi, seorang aktivis Hindu yang menentang hal itu mengatakan, "Tampaknya negara sendiri terlibat dalam konversi agama ini," kata dia.

Dia menambahkan, anggota masyarakat setempat telah menuntut pemerintah untuk memprakarsai undang-undang yang menentang praktik tersebut selama beberapa tahun.

“Konversi di Sindh adalah masalah serius dan alih-alih mengambil tindakan untuk menghentikannya, putra menteri federal adalah bagian dari konversi tersebut,” ujar Kucchi.

“Ini adalah masalah yang sangat memprihatinkan bagi kita semua (Hindu). Kami merasa tidak berdaya,” kata dia.

Kuchhi menambahkan sebagian besar mualaf secara ekonomi kurang mampu dan para pemimpin agama setempat memanfaatkan fakta tersebut. “Mereka menawarkan dukungan finansial dan mereka pindah agama dengan mudah,” jelas Kucchi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement