Senin 14 Jun 2021 19:33 WIB

Pakar: Ada Situasi yang Mendorong Islamofobia di Kanada

Isu Islamofobia kembali marak di Kanada usai serangan terhadap keluarga Muslim.

Pemakaman keluarga Muslim korban islamofobia di Islamic Centre of Southwest Ontario, London, Ontario, Kanada dihadiri ratusan pelayat, Sabtu (12/6). Tampak peti mati keluarga Afzaal yang dibungkus bendera Kanada.
Foto:

 

 

Jasmin Zine, seorang sosiolog yang telah mempelajari Islamofobia di Kanada selama lebih dari satu dekade, mengatakan bahwa penyebab tragedi ini bukanlah hal baru.

"Hal signifikan tentang Islamofobia dan penindasan dibaliknya adalah ada industri di belakangnya," kata Profesor Universitas Wilfred Laurier ini, menunjuk pada tokoh media terkemuka dan kelompok nasionalis kulit putih.

 

"Namun, tak hanya melalui mekanisme itulah Islamofobia beroperasi. Bukan hanya teori penipuan dan konspirasi. Ini adalah bagian dari arus utama," tambahnya.

Menurut Zine, Ada situasi yang mendorong kebencian dan retorika anti-Muslim di Kanada selama bertahun-tahun, seperti keputusan politik dan undang-undang keamanan, seperti Undang-Undang Anti-Terorisme Kanada, yang mulai berlaku setelah serangan 9/11. Juga RUU Quebec 21, yang melarang orang memakai simbol agama –seperti jilbab dan niqab – di tempat kerja.

"Apa yang dilakukan UU itu adalah mengatur perempuan Muslim dan mengasingkan mereka dari ruang publik. Ini menjadi pesan bahwa identitas dan ekspresi keagamaan Muslim ini tidak pantas di Kanada. Mereka adalah ancaman bagi cara hidup Kanada," katanya.

 

Zine mengatakan pemikiran ini tak hanya dipercaya masyarakat, tetapi terwakili dalam kebijakan pemerintah dan retorika politik arus utama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement