Senin 31 May 2021 04:40 WIB

Ketika Saya Menjadi Muslim Ceko

Umat Islam di Ceko berjumlah kurang dari 0,1 persen dari 10,7 juta penduduknya.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agung Sasongko
Muslim Ceko
Foto:

Islamofobia di Czechia

Meskipun pada prinsipnya mengikuti nilai-nilai Kristen Eropa, Ceko adalah negara paling agnostik kedua di Uni Eropa. Di sini, Islam secara historis dikaitkan dengan sesuatu yang asing dan bahkan berbahaya.

Saat ini, beberapa politisi semakin banyak menggunakan propaganda anti-Islam dalam pidato populis mereka, sering kali menyatukan Islamofobia dengan fobia migran. Contoh pidato semacam itu adalah pidato yang dibuat oleh Tomio Okamura, salah satu pendiri partai politik sayap kanan Úsvit dan SPD, serta gerakan nechceme Islam v ČR, yang diterjemahkan menjadi "We Don't Want Islam in the Czech Republic".  Entitas ini berpartisipasi, mengatur, atau mendukung berbagai acara, termasuk menulis artikel yang bertujuan untuk mencemarkan nama baik Muslim dan Islam.

Pada 2017, retorika hasutan kekerasan menyebabkan percobaan serangan teroris terhadap Muslim, ketika seorang warga menyebabkan dua penumpang kereta tergelincir. Wanita Muslim juga sering menjadi sasaran utama ujaran kebencian dan serangan karena mengenakan jilbab menunjukkan keyakinan mereka.  

“Tubuh saya--pilihan saya, saya ditindas oleh mereka yang [berani] memberi tahu saya apa yang harus saya pakai,” kata Muslim etnis Rusia Katya Novoselova. Dia telah tinggal di Praha selama lebih dari 10 tahun, dan telah mengenakan jilbab selama lebih dari delapan tahun setelah memeluk Islam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement