REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Penduduk Canterbury merasa terpanggil untuk memeluk Islam dan menjadi Muslim setelah serangan di masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Imam Nizamul Haq Thanvi dari Asosiasi Muslim Internasional Selandia Baru mengatakan, dalam beberapa pekan setelah serangan itu, tiga hingga lima orang setiap hari telah menjadi Muslim di sebuah masjid di Wellington.
Di Manawatu, Ketua Asosiasi Muslim setempat, Zulfiqar Buton, telah bertemu dengan enam mualaf. Informasinya di sana telah lebih banyak lagi mualaf. Di Otago, mereka kehabisan bahan dan sedang merencanakan hari lain. Sementara, masjid Auckland juga melaporkan lebih banyak pengunjung. Artikel ini dipublikasikan laman RNZ pada Agustus 2019
"Saya selalu mencari tempat untuk saya dan menyesuaikan diri karena saya tidak pernah benar-benar cocok di mana pun," kata Megan Lovelady yang berusia 22 tahun.
Megan sekarang secara teratur menghadiri Masjid Al Noor, salah satu dari dua lokasi masjid yang diserangan pada Maret 2019.
Megan bingung tentang kehidupan sebelum serangan itu dan merasa dia tidak begitu yakin ke mana dia akan pergi.
Baca juga : Islamnya Khalid bin Walid dan Ucapan Terakhir Jelang Wafat