Rabu 26 May 2021 19:17 WIB

Komentari Niqab, PM Inggris Dinilai tidak Peka pada Muslim

PM Inggris saat jadi anggota parlemen menyebut wanita bercadar seperti kotak surat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Komentari Niqab, PM Inggris Dinilai tidak Peka pada Muslim. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah penyelidikan independen menemukan pernyataan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tentang wanita yang mengenakan niqab memberi kesan Partai Konservatif tidak peka terhadap komunitas Muslim. Penyelidikan ini , yang dilakukan pada 2020 untuk memeriksa tuduhan Islamofobia, berupaya membebaskan partai dari diskriminasi kelembagaan terhadap Muslim.

Namun, diskriminasi tetap teridentifikasi dalam asosiasi lokal dan dalam kasus-kasus individu. Seperti dilansir dari laman The National News, dalam sebuah pesan kepada perdana menteri, penyelidikan tersebut menyampaikan, kepemimpinan Partai Konservatif harus memberikan contoh yang baik untuk perilaku dan bahasa yang sesuai.

Baca Juga

Temuan laporan tersebut diterima sepenuhnya oleh ketua Parta Konservatif Amanda Milling. Dalam sebuah pernyataan, Milling mengatakan menerima temuan laporan tersebut dan meminta maaf kepada siapa pun yang telah disakiti oleh perilaku diskriminatif orang lain atau gagal oleh sistem mereka.

"Partai Konservatif akan terus mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap diskriminasi dalam bentuk apa pun dan segera mengambil tindakan untuk meningkatkan penanganan pengaduan kami," katanya.

"Setiap insiden diskriminasi adalah salah, dan kami harus bekerja lebih keras untuk memberantas segala jenis diskriminasi. Kami mengadakan penyelidikan ini karena kami bertekad untuk memperbaiki kesalahan ini."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement