Rabu 26 May 2021 17:40 WIB

Para Tokoh Politik Penting dalam Kongres Muhammadiyah

Pengaruh Muhammadiyah, yang awalnya bersifat lokal melampaui batasan pulau.

Para Tokoh Politik Penting dalam Kongres Muhammadiyah. Sukarno dan Agus Salim ketika diasingkan ke Prapat, Sumatra Utara.
Foto:

Sementara dari bagian tengah datang wakil dari Batavia dan Semarang, dan dari bagian timur ada utusan dari Muhammadiyah cabang Sampang. Total ada wakil dari 64 cabang se-Hindia Belanda yang hadir. Persidangan umum terbuka di Alun-Alun Yogyakarta pada Ahad, 12 Februari 1928, dihadiri oleh 3.000 orang, sebuah jumlah yang tidak sedikit untuk masanya.

Kongres itu nyatanya tak hanya dihadiri oleh mereka yang berafiliasi atau bersimpati dengan Muhammadiyah. Pemerintah kolonial Hindia Belanda turut mengirimkan utusan dalam sejumlah acara dalam kongres.

Di antaranya adalah Residen dan Asisten Residen Yogyakarta, yang hadir dalam acara pembukaan tentoonstelling (pameran) pendidikan, perdagangan dan ekonomi pada 12/13 Februari 1928. Tapi tak hanya itu.

Kaum nasionalis pribumi, kendati nyaris belum punya kekuasaan politik efektif apapun di Hindia Belanda, turut menganggap Muhammadiyah penting untuk diperhatikan. Dalam Kongres tahun 1928 itu hadir pula para pelopor kebangsaan Indonesia, seperti Dr. Soekiman (belakangan menjadi tokoh Masyumi dan Perdana Menteri RI) dan Dr. Soetomo (pendiri Budi Utomo).

Penguasa tradisional Yogyakarta, raja di Kesultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, membantu Muhammadiyah dengan cara lain. Ia memperbolehkan Muhammadiyah menggunakan Alun-Alun Utara bagian barat untuk Kongres Muhammadiyah XXIII pada 1934.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement