REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut Muhammadiyah mampu bertahan hingga lebih dari satu abad di antaranya karena kekokohan pondasi sebagai sebuah organisasi atau persyarikatan.
Eksistensi organisasi, menurut Haedar, harus dijaga kokoh dan jangan sampai goyah. Muhammadiyah, menurutnya, adalah kapal besar yang mesti dijaga dengan amanah.
"Harus ada sikap bertanggungjawab pada bangunan sistem, kolektif kelogial, dan koridor organisasi yang berlaku. Tidak bertindak sendiri-sendiri, apalagi yang dapat menggoyahkan kebersamaan dan bangunan berpersyarikatan," kata Haedar saat halal bi halal sekaligus silaturahmi 1442 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, seperti keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (23/5).
Haedar juga mengingatkan ihwal misi keagamaan. Pertama adalah misi menegakkan akhlak mulia. Dalam hadits Abu Hurairah riwayat Al-Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kesalehan akhlak."
Kedua, adalah misi mewujudkan rahmatan lil 'alamin, sebagaimana Surat Al-Anbiya Ayat 107. Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil 'alamin. Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Secara bahasa, rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. "Rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang," tuturnya.
Ketiga, dalam misi keagamaan juga terdapat kandungan bahwa agama adalah nasihat. Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari, dia berkata, Nabi SAW bersabda, "Agama adalah nasihat." Kami bertanya, "Untuk siapa?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum Muslimin, serta bagi umat Islam umumnya."
"Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ialah apa yang diturunkan Allah dalam Alquran dan yang tersebut dalam Sunnah yang maqbullah berupa perintah dan larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat," kata Haedar.
Lebih lanjut, Haedar menyampaikan, Muhammadiyah berkomitmen pada misi dakwah sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 104 dan An-Nahl Ayat 125. Komitmen tersebut juga untuk pembaharuan dalam Islam (tajdid fil Islam), seperti dalam hadits riwayat Abu Dawud yang dishahihkan as-Sakhawi dalam Maqashid al-Hasanah. "Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini, pada setiap akhir 100 tahun, orang yang memperbaharui untuk umat agama mereka."