Jumat 14 May 2021 15:42 WIB

Menjadi Calon Imam Masjid Uni Emirat Arab di Usia Muda

Wahid dan seluruh peserta harus menjalani tes hapalan Alquran sebanyak 30 juz.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Calon imam masjid di Uni Emirat Arab (UEA), Al Rizhal Tisma Wahid Maulana.
Foto:

"Di tahap ini diseleksi menjadi 100 orang. Seleksi di Jakarta. Kemudian dari 100 orang ini, dilakukan seleksi tahap dua, dan yang melakukan seleksi adalah dari pihak Uni Emirat Arab. Ada empat syeikh yang langsung melakukan tes dengan kita secara tatap muka," ucap alumnus Universitas Negeri Malang (UM) tersebut.

Jika dengan Kemenag, tahap seleksi dilakukan di satu ruangan besar dan bisa dilihat banyak orang. Sementara seleksi dengan UEA, para peserta harus berhadapan secara satu per satu. Wahid mengaku, tahapan ini memiliki tantangan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Rasa grogi jelas dirasakan Wahid saat harus berhadapan dengan para syeikh. Ada sejumlah hal yang baru bagi Wahid meskipun dia sering mengikuti lomba MTQ. Salah satunya di mana dia tidak diperkenankan menggunakan pengeras suara.

"Jika tidak menggunakan mik (pengeras suara), itu saya tidak percaya diri. Itu sama orang Arab (beda), pengalaman teman-teman langsung harus face to face, tanpa ada sound system dan lainnya," ungkapnya.

Awalnya saat diminta membaca surat Al-Fatihah, Wahid mendapatkan pujian dari syeikh. Namun ketika sudah masuk tes hapalan Alquran, ada makhraj yang dinilai tidak tepat di telinga mereka. Hal ini kemungkinan karena posisinya yang agak jauh sehingga sulit terdengar.

Koreksi yang dilakukan syeikh sempat membuat Wahid tidak percaya diri. "Down itu ketika beliau mengoreksi satu huruf saja. Yang padahal biasanya satu huruf itu sama guru saya tidak ada masalah, di telinga beliau ada bedanya," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement