Raja Yordania Abdullah II menyerukan untuk mengakhiri tindakan Israel di kota suci itu. Dia menuduh Israel berusaha mengubah status demografis kota suci yang berisi situs-situs suci bagi Yudaisme, Islam, dan Kristen.
Media pemerintah Yordania melaporkan Yordania memanggil dakwaan d'affaires Israel di Amman untuk mengungkapkan kecaman kerajaan atas serangan terhadap jemaah Israel. Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi mengatakan kerajaan yang kehilangan Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam perang Arab-Israel 1967 akan melakukan tindakan terbaik untuk melindungi hak-hak warga Palestina dari klaim kepemilikan oleh pemukim Yahudi.
“Israel sebagai pasukan pendudukan memikul tanggung jawab untuk melindungi hak-hak warga Palestina di rumah mereka,” kata Safadi dalam komentarnya di media pemerintah, dilansir The Sydney Morning Herald, Senin (10/5).
Sebelumnya, Yordania telah memberikan akta tanah warga Palestina di Sheikh Jarrah untuk membuktikan klaim pemukim Israel tidak berdasar. “Penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah dari adalah kejahatan perang,” ujar dia.
Ratusan warga Yordania melakukan protes di dekat benteng kedutaan Israel di Amman ketika puluhan polisi berdiri di dekatnya. Di tengah protes itu, massa meneriakkan “Matilah Israel.” Mereka menyerukan pengusiran duta besar Israel dan membatalkan perjanjian perdamaian yang tidak populer dengan Israel.