Sabtu 17 Apr 2021 05:28 WIB

Akhlak Calon Suami Antarkan Nadya Jadi Mualaf

Nadya jadi mualaf setelah melihat akhlak calon suami.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Akhlak calon suami bawa Nadya menjadi mualaf
Foto:

Alhamdulillah pesawat mendarat dengan selamat. Beberapa hari kemudian dia berbicara dengan calon suaminya untuk segera bersyahadat karena dia mengingat musibah yang sempat terjadi. Usia manusia tidak ada yang tahu, dia tidak ingin menyesal seandainya Allah mencabut nyawanya tetapi dia belum bersyahadat.

Nadya memutuskan bersyahadat pada Ramadhan 2019. Calon suaminya pun segera menghubungi Muslim Convert Association untuk mendaftarkannya. Dia juga ingin sebelum menikah telah memeluk Islam.

Tepatnya bulan Mei 2019 terdaftar resmi oleh Majlis Agama Islam Singapura, Darul Arqam Singapura. Dia bersyukur proses bersyahadat pun dilakukan tanpa kendala dan disaksikan oleh calon suami dan keluarganya.

Nadya bersyukur, keluarga intinya tetap mendukungnya. Masih ada beberapa teman yang  menghargai dan menerima perbedaan. Mereka juga tetap berhubungan baik dan saling mendoakan meski kini dengan cara yang berbeda.

Setelah menjadi Muslim, Nadya semakin serius mempelajari ibadah Islam. Meski sebelumnya dia telah menguasai gerakan shalat dan bacaan sholat. Di awal dia hanya bisa membaca surah Al Fatihah, tetapi kini seluruh bacaan shalat dia telah hafal. Pertama kali belajar shalat masih melihat buku anak cara-cara berwudhu, dan kata-kata arab.

Untuk hal mengaji sampai sekarang masih belajar karena merupakan hal baru.

Sebelum Muslim, Nadya juga sudah belajar berpuasa meski hanya setengah hari. Karena memang bagi mereka yang baru belajar berpuasa, menahan haus dan lapar memiliki kesulitan sendiri.

"Kalau diingat pengalaman berpuasa pertama saat sebelum menjadi mualaf, berat memang untuk menahan haus dan berat saat harus bangun subuh untuk makan, tapi nikmat yang di dapat setelah buka puasa tidak pernah bisa diungkapkan. Tapi alhamdulillah banyak orang yang mensupport dan mengajari saya tentang hal-hal ini dibantu usaha karena saya ingin menjadi pribadi yang jauh lebih baik setelah mualaf," tutur dia.

Selama mempelajari Islam orang yang paling banyak membantu adalah calon suaminya. Dia banyak menjelaskan banyak hal termasuk perintah dan larangan dalam Islam.

Dia banyak bercerita tentang ajaran pokok atau ibadah  wajib yang harus dilakukannya. Dia juga selalu menjadi orang yang menegur dan mengingatkan hal yang dilarang.

Kedua, orang yang berperan juga temannya Teh Poppy. Dia sering mengajak Nadya untuk mengikuti kajian bersama di saat sedang berjauhan dengan suami.

Dia datang ke rumah mengajarkan sholat. Selain teman, Nadya telah menganggapnya sebagai guru agama. Selain itu, Nadya juga lebih banyak membaca buku, meski buku anak-anak dia tidak malu membacanya, karena dia bertekad serius untuk memahami ajaran Islam dari dasar. Lagipula buku anak lebih mudah dipahami untuknya ketimbang buku-buku ajaran Islam yang  butuh analisa mendalam.

"Saya juga mengikuti kelas sholat di Darul Arqam Singapura, mereka juga memberi buku buku soal agama Islam," ujar dia. Dia memiliki keluarga yang menerimanya menjadi seorang Islam. Dia juga memiliki keluarga baru dari suaminya yang terus menguatkannya sebagai Muslim baru.

Namun keberkahannya paling utama itu menetapkan Islam menjadi agamanya. Kini dia juga lebih menjaga berpakaian lebih sopan di depan orang. Jauh lebih sabar dan lebih banyak bersyukur.

Saat ini dia hanya ingin menjadi seorang Muslimah yang baik, menjadi istri dan ibu dari anak-anak yang sholeh dan sholehah, insyaallah. Selalu rukun dengan keluarga dan teman-teman baik yang satu agama maupun agama lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement