Selasa 06 Apr 2021 18:30 WIB

Aisyiyah Prihatin Kerap Muncul Benih Permusuhan di Indonesia

Aisyiyah menilai keragaman di Indonesia harus dihargai dan dihormati.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Aisyiyah Prihatin Kerap Muncul Benih Permusuhan di Indonesia. Foto: Sidang Senat Terbuka.  Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah menyampaikan sambutan saat sidang senat terbuka Universitas Aisyiyah di Yogyakarta, Rabu (2/10/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Aisyiyah Prihatin Kerap Muncul Benih Permusuhan di Indonesia. Foto: Sidang Senat Terbuka. Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah menyampaikan sambutan saat sidang senat terbuka Universitas Aisyiyah di Yogyakarta, Rabu (2/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan, Indonesia merupakan bangsa majemuk yang semestinya harus dihargai dan dihormati oleh semua pihak. Bangsa Indonesia memiliki kekayaan keragaman suku, ras, etnis, budaya, dan agama. Itu merupakan sunatullah yang harus dihargai dan dihormati oleh semua warga bangsa.

"Akan tetapi situasi saat ini menunjukkan Indonesia kerap kali dilanda berbagai permasalahan termasuk permasalahan yang memunculkan benih-benih permusuhan atau perseteruan yang beredar melalui media sosial seperti hoaks, adu domba, saling menghujat atau ujaran kebencian, intoleran," kata Noordjannah melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa (6/4).

Baca Juga

Ia mengatakan, sekarang kerap muncul juga ananiyah hisbiyah atau egoisme kelompok. Bahkan sesama umat Islam juga saling menegasikan, padahal semestinya saling memperkokoh ikhtiar untuk kemajuan umat.

Sehubungan dengan itu, Noordjannah berharap para pemimpin 'Aisyiyah dapat menjawab permasalahan kebangsaan. Caranya dengan menjadi sosok pemimpin yang dinamis, transformative, inklusif, responsive, luwes-luas dengan mengembangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang berwatak tengahan dengan perspektif Islam wasatiyah (tengahan) berkemajuan.

Ia menerangkan, pandangan Islam yang wasathiyah-berkemajuan bercirikan sifat tengahan, damai, toleran, menyatukan, membebaskan, memberdayakan, dan memajukan atau disebut beragama yang mencerahkan. "Pandangan wasathiyah-berkemajuan juga dicirikan dengan beragama yang tidak ekstrem (ghuluw), keras, konfrontatif, takfiri (mengkafirkan), dan merasa paling benar sendiri (fanatik-buta)," ujarnya.

Noordjannah menyampaikan bahwa dengan pandangan Islam wasathiyah-berkemajuan maka 'Aisyiyah dapat memperluas arena dakwah dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta. Secara khusus menggerakkan dakwah untuk merawat persatuan bangsa dalam orientasi syuhadaa ala-n-nas dan rahmatan lil-‘alamin.

Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah juga menyampaikan keperihatinan dan ikut merasakan kepedihan akibat tindakan kekerasan yang terjadi baru-baru ini di Indonesia.

"Kita dikejutkan dengan tindakan tidak terpuji yang tidak diajarkan oleh agama apapun termasuk agama Islam, yaitu musibah pengeboman yang terjadi akhir-akhir ini," ujar Noordjannah menanggapi peristiwa pengeboman yang terjadi di Gereja Katedral Makassar dalam kegiatan Silaturahim dan Konsolidasi Nasional Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah 'Aisyiyah pada Sabtu (3/4).

Ia mengungkapkan, Aisyiyah merasakan kepedihan dari berbagai bentuk peristiwa kekerasan yang terjadi. Ia juga menyampaikan keprihatinannya karena peristiwa yang terjadi juga dilakukan oleh sebagian perempuan dan melibatkan anak-anak.

"Perempuan dan anak-anak bisa menjadi korban dari bentuk kekerasan yang terjadi di berbagai tempat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement