REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyatakan, kegembiraan dalam beragama sejatinya dapat diterapkan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Hal itu disampaikannya saat acara silaturahim dengan awak media massa di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, kemarin.
Prof Haedar juga mengingatkan pentingnya seluruh elemen bangsa untuk menjalani agama dengan penuh keseimbangan. Jika semua warga bangsa dapat mengedepankan musyawarah dan kebijaksanaan, lanjutnya, insya Allah negeri ini akan selalu diliputi keberkahan. Pada akhirnya, baik pemerintah maupun masyarakat dapat menyiapkan generasi emas yang akan membawa RI menuju masa depan yang lebih cerah.
“Islam mengajarkan untuk tidak berbuat berlebih, maka agama harus hadir secara menggembirakan,” ucap Haedar Nashir dalam silaturahmi dengan rekan-rekan jurnalis di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (25/3/2025).
Ia pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk memetik hikmah dari sejarah. Dahulu, para tokoh bangsa berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Dengan tulus, mereka mengorbankan harta, tenaga, dan bahkan nyawa agar rakyat bebas dari belenggu ketertindasan. Semangat rela berkorban inilah yang patut diteladani.
"Hal itu tentu penting dalam membangun ekosistem bangsa. Dalam kehidupan bernegara, kita bisa teladani tokoh-tokoh bangsa yang lahir pada perjuangan kemerdekaan," ucap Haedar.
Ia mengingatkan, seluruh elemen bangsa agar tetap mengacu pada Pancasila. Dalam sila keempat, terkandung nilai yang begitu penting untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
View this post on Instagram
"Ada tiga idiom nilai dari sila ke-empat, yaitu kerakyatan, kebijaksanaan dan permusyawaratan. Mengacu pada sila tersebut, maka apakah sistem politik demokrasi itu berada dalam koridornya? Jadi, sampai di mana sebenarnya titik kesuksesan dalam demokrasi?" kata Haedar.