REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi perempuan Muhammadiyah, 'Aisyiyah, menyampaikan keprihatinan atas pemecatan yang dialami Novi Citra Indriyati. Vokalis band punk Sukatani itu dikabarkan telah dipecat dari pekerjaannya sebagai guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Mutiara Hati, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah Evi Sofia Inayati mengatakan, pihaknya merasa prihatin atas kejadian yang menimpa Novi.
"Sependek pencermatan terhadap kasus ini, kami prihatin dan berempati kepada Bu Novi atas peristiwa yang sedang dihadapi," ujar Evi Sofia saat dihubungi Republika, Senin (24/2/2025).
Sebelumnya, publik menyangka bahwa pemecatan tersebut diduga terjadi sebagai imbas viralnya lagu "Bayar Bayar Bayar" yang dinyanyikan Sukatani. Namun, pihak SDIT Mutiara Hati belakangan mengonfirmasi, Novi dipecat lantaran dianggap telah melanggar kode etik, yakni menunjukkan aurat di depan umum.
Evi memahami bahwa umat Islam Indonesia memiliki pandangan yang beragam tentang ketentuan busana islami, termasuk dalam konteks suasana dan model yang dikenakan. Ia pun mengaku telah melihat konten yang menampilkan Novi saat manggung sebagai vokalis Sukatani.
Namun, menurut Evi, sosok alumnus IAIN Purwokerto tersebut tampak menutup seluruh auratnya. Karena itu, secara penampilan atau cara berbusana, sesungguhnya tidak ada yang salah dari vokalis band punk Sukatani itu.
"(Novi) dipecat karena dianggap membuka aurat, ya? Sementara, terlihat dalam foto, (Novi) menutup kepala dan wajah," ucap Evi.
View this post on Instagram
Karena itu, 'Aisyiyah mengajak semua pihak untuk mengedepankan sikap lapang dada dalam melihat kasus ini. "Maka saya kira, yang perlu dikedepankan adalah sikap toleran dan inklusif," kata Evi.
Dalam beberapa tahun, Novi sempat bekerja sebagai guru SDIT Mutiara Hati. Di luar kesehariannya mendidik para murid di kelas, ia pun menyalurkan bakatnya dalam bidang musik melalui band punk Sukatani.
Belakangan, jagat media sosial diramaikan oleh video permohonan maaf band Sukatani kepada Polri. Sebab, lagu mereka yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' dianggap mengkritik institusi tersebut.