Kamis 11 Mar 2021 05:55 WIB

Pria Berjubah Putih, Awal Mualaf Hidayah Memeluk Islam   

Mualaf Hidayah masuk Islam atas panggilan hatinya kepada Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Hidayah masuk Islam atas panggilan hatinya kepada Islam. Hidayah
Foto:

Kakak angkatnya ini yang kemudian menjadi saksi dia bersyahadat di Ambarawang Darat, Kalimantan Timur. Awalnya kakaknya ini mengajak dia untuk tinggal bersama keluarganya untuk mendalami Islam terutama belajar sholat, namun karena Hidayah masih memiliki pekerjaan di Balikpapan, dia pun memutuskan belajar hanya beberapa hari dan pulang dengan membawa buku tuntunan sholat.  

Setelah menjadi Muslim, Hidayah langsung memberitahukan kepada kakak-kakak kandungnya. Namun dia mendapat pertentangan. 

Dia merasa terpuruk, apalagi saat itu dia baru memeluk Islam tanpa ada yang membimbing. Dia juga belum berani untuk memberitahu teman-temannya bahkan yang Muslim sekalipun jika dia telah menjadi Muslimah.  

"Saya sempat dimaki dan diancam dibunuh, tetapi saya terus berdoa kepada Allah. Saya bersyukur Allah menjawab doa-doa saya," tutur dia. 

Selang setahun Hidayah menjadi Muslimaj, kakaknya bisa menerima pilihan hidupnya. Hanya saja Hidayah dilarang memberitahu kedua orang tuanya, karena khawatir kedua orang tuanya jatuh sakit karena tidak bisa menerima kenyataan.  

Meski demikian, Hidayah tetap berkomunikasi dengan kedua orang tuanya. Tanpa memberitahu dia telah menjadi Muslimah. Jika terpaksa saat orang tuanya mengingatkan untuk pergi ibadah ke agamanya yang lalu, Hidayah hanya mengiyakan saja.

Dia juga telah mengenakan jilbab meski hanya seadanya. Jilbab pendek yang belum syari dan sesuai tuntunan. Namun dalam hati dia selalu berdoa untuk dapat bekerja di tempat yang mengizinkan berpakaian syari.

Meski setahun menjadi Muslimah, Hidayah tak kunjung lancar untuk melaksanakan sholat. Sehingga dia berusaha mencari pembimbing. Dia bersyukur bertemu dengan Mualaf Center Balikpapan. 

Di tempat ini dia mendapat bimbingan sholat hingga lancar. Hidayah mengaku kesulitan dalam menghafal dan membaca bacaan sholat, karena memang menggunakan bahasa yang baru dikenalnya. Dia yang hanya lulusan SMP cukup kesulitan terutama dalam melafalkan huruf hijaiyah.    

Saat ini dia masih belajar tahsin di Masjid Ar Rahmah, Sepinggan Pratama. Tak hanya itu sejak belajar di Mualaf Center, diapun mendapat pekerjaan sebagai marbut masjid khusus akhwat. 

Namun sejak pandemi, Hidayah diperbantukan di dapur umum di Pondok Pesantren Ar Rahmah yang juga dikelola Mualaf Center, larena belum menikah, Hidayah pun mendapat kamar asrama dan tinggal disana.  

"Sejak saya bekerja di masjid saya mulai belajar berpakaian syari dan mengenakan cadar, di awal cukup kesulitan karena saya tidak terbiasa, namun ternyata ini adalah jawaban dari doa saya sebelumnya, saya pun kemudian menjalaninya dengan selalu bersyukur," ujar dia. 

Awalnya dalam hati dia selalu...   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement