Kamis 11 Mar 2021 05:15 WIB

Ulama: Sains Belum Bisa Jawab Isra Mi'raj

Menurutnya, sains tak bisa jawab perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Ulama: Isra Mi'raj tak Cocok Dikaitkan dengan Sains. Ilustrasi penggabungan galaksi Bima Sakti dan Andromeda.
Foto:

Padahal, luas alam semesta terdiri dari banyak galaksi. Perjalanan menuju bintang terdekat, Proxima Centauri di luar matahari menghabiskan waktu 4,3 tahun cahaya.

“Cahaya merambat dari bintang itu ke kita 4,3 tahun cahaya. Jika dibandingkan dengan perjalanan Isra Mi'raj dalam satu malam berarti belum seberapa kalau kita berpikir kecepatannya adalah kecepatan cahaya,” ujar dia.

Tentu, Nabi dengan kecepatan yang tidak hanya menggunakan kecepatan cahaya, jauh di atas itu semua. Oleh karena itu, kata dia tidak bisa dibayangkan bahkan dalam versi fiksi ilmiahnya. Terlebih, manusia berada di luar angkasa dengan ketinggian sampai 30 ribu kaki saja sudah tidak bernapas.

Kendati peristiwa Isra Mi'raj merupakan mukjizat Rasulullah, tapi di sisi tertentu tidak menambah keuntungan untuk Rasulullah dan para sahabatnya. Yang ada, orang-orang kafir semakin ingkar dan tidak percaya.

“Jadi, peristiwa Isra Mi'raj sebagai mukjizat tidak menambah keyakinan apa pun. Malahan kebalikannya, yakni orang semakin jauh dari agama Islam. Itu kalau melihatnya dalam sudut pandang orang kafir,” ucap dia.

 

Tentu berbeda jika melihat dari kacamata umat Islam saat itu. Setelah peristiwa Isra Mi'raj, bagi kaum Muslim menjadi ujian. “Justru keimanan orang-orang beriman dan para sahabat diuji. Disitulah juga Abu Bakar mendapat gelar Ash-Siddiq,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement