Senin 27 Jan 2025 22:05 WIB

Habib Ja'far Ungkap Makna Negosiasi Nabi dan Allah Saat Isra' Miraj

Allah telah berjanji bahwa agama Islam adalah agama yang manusiawi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Agama Nasaruddin Umar (kedua kiri), Cendekiawan Quraish Shihab (kedua kanan), dan Pendakwah Habib Husen bin Jafar Alhadar (kanan) menjadi narasumer saat Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (27/1/2025). Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW 1446 H tersebut mengusung tema Membumikan Bahasa Langit: Membincang Kemuliaan Ibadah Sholat.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Agama Nasaruddin Umar (kedua kiri), Cendekiawan Quraish Shihab (kedua kanan), dan Pendakwah Habib Husen bin Jafar Alhadar (kanan) menjadi narasumer saat Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (27/1/2025). Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW 1446 H tersebut mengusung tema Membumikan Bahasa Langit: Membincang Kemuliaan Ibadah Sholat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pendakwah muda milenial, Habib Husein Ja'far Al Hadar mengungkapkan makna negosiasi Nabi Muhammad SAW dengan Allah tentang jumlah sholat dalam peristiwa Isra Mi'raj. 

Habib Ja'far menjelaskan, ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentang berbagai hal terkait apa yang terjadi dengan Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mi'raj. Salah satunya terkait dengan negosiasi jumlah waktu sholat. 

Baca Juga

"Ada perbedaan pendapat tentang negosiasi antara Nabi Muhammad dan Allah dengan didampingi oleh Nabi Musa terkait perintah sholat itu," ujar Habib Ja'far saat menjadi pembicara dalam acara talk show bertema "Membumikan Bahasa Langit: Membincang Kemuliaan Ibadah Sholat" di Masjid Istiqlal Jakarta, Senin (27/1/2025). 

Salah satu pendapat yang paling populer, kata dia, pertama kali Allah memberikan perintah 50 kali sholat. Kemudian Nabi Musa menyampaikan kepada Nabi Muhammad bahwa umat Islam tidak akan mampu melaksanakannya. 

Karena itu, Nabi Musa menyarankan kepada Nabi Muhammad untuk meminta keringanan lagi kepada Allah. "Maka kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Allah meminta keringanan," ucap Habib Ja'far. 

Karena memang Allah yang menawarkan kepada Nabi Muhammad, apapun yang Nabi minta maka akan diberikan oleh Allah. 

"Dan kemudian terjadi perbedaan pendapat misalnya, kemudian Allah menurunkan ke 40 (waktu sholat), ada yang bilang menurunkan ke 45. Ada banyak sekali perbedaan tentang itu," kata Habib Ja'far. 

Terlepas dari perbedaan itu, Habib Ja'far lebih fokus mengungkapkan makna dari kisah negosiasi Nabi kepada Allah ini. Pertama, menurut dia, kisah tersebut mengajarkan kepada umat Islam untuk selalu mengedepankan dialog. 

"Pertama bahwa Allah mengajarkan kepada kita bahwa jadikan musyawarah. Jadikan dialog yang demokratis sebagai cara kita menyelesaikan masalah di antara kita," jelas Habib Ja'far. 

Yang kedua, lanjut Habib Ja'far, kisah tersebut juga mengajarkan tentang kemanusiaan. Menurut dia, Allah telah berjanji bahwa agama Islam adalah agama yang manusiawi, yang sesuai dengan fitrah manusia. 

"Karena itu aspek-aspek kemanusiaan betul-betul dipertimbangkan oleh Allah," kata Habib Ja'far. 

"Sehingga kemudian terjadilah dialog ini karena Allah begitu menghormati kita sebagai manusia," jelas Habib Ja'far.

Selain mengajarkan tentang dialog dan kemanusiaan, menurut dia, kisah negosiasi Nabi dan Allah tersebut juga mengajarkan tentang toleransi. 

"Jadi ada makna itu juga, ada makna musyawarah, ada makna kemanusiaan. Dan yang terakhir yang saya tangkap maknanya adalah makna tentang toleransi," ujar Habib Ja'far. 

Karena, lanjut dia, Nabi Musa membawa kitab dan ajarannya sendiri sebelum Nabi Muhammad sekaligus makna kesatuan ajaran dari Allah kepada manusia. 

"Bahwa dari awal agama itu dari awal Nabi Adam diciptakan adalah Islam. Kemudian dideklarasikan dengan sempurna oleh Nabi Muhammad," ucap Habib Ja'far. 

Menurut dia, ini untuk menunjukkan bahwa agama yang pernah diutus melalui Nabi Musa maupun melalui Nabi Isa, dan nabi-nabi sebelumnya itu semuanya sebenarnya Islam. 

"Sehingga kemudian terjadilah dialog antara Nabi Muhammad dan Nabi Musa untuk juga memberikan makna bahwa ini satu kesatuan ajaran semua," ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement