Rabu 24 Feb 2021 05:45 WIB

Mualaf Jeffry Gunawan, Ujian demi Ujian Kuatkan Imannya

Mualaf Jeffry Gunawan bersyukur atas ujian demi ujian yang dia terima.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Jeffry Gunawan bersyukur atas ujian demi ujian yang dia terima.
Foto:

Setelah lulus sekolah, tepatnya pada 2010, Koh Jeff hijrah ke Labuan Bajo. Sebelumnya, dia sempat berpindah ke Bali. "Pekerjaan sebelumnya membawa saya ke dunia hitam dan gelap, saya jenuh dan saya berpikir harus berubah. Saya tidak ingin setengah-setengah, karena dalam hidup saya tidak ada abu-abu. Jika ingin berubah maka harus putih dan lepas dari hitam," tutur dia. 

Akhirnya dia memutuskan untuk pindah ke Lombok. Di sana, dia tak lagi bermain musik. Koh Jeff beralih pekerjan menjadi tukang bangunan. Dia membangun rumah dan kosan milik seorang tokoh di sana, dia mengenalnya dengan panggilan Pak Haji Rahmat.   

Bagi dia yang merupakan non-Muslim, ada satu hal yang dianggap aneh olehnya. Pak Haji Rahmat menambahkan empat keran air di depan rumahnya. Ternyata, keran rumah itu disediakan gratis bagi jamaah yang akan sholat di masjid tak jauh dari rumah Pak Haji Rahmat. Dia berpikir saat itu, tindakan pemilik rumah adalah hal bodoh karena boros listrik dan air juga rumahnya jadi kotor karena banyak orang berlalu lalang di depan rumahnya.  

Koh Jeff sempat bertanya kepada Pak Haji Rahmat, dia pun membiarkannya dan tidak menjelaskan apa pun kepadanya. Satu hal yang membuatnya penasaran ini justru membuatnya terus memperhatikan orang yang datang berwudhu hingga dia hafal tata cara berwudhu setelah memperhatikan mereka, terutama saat istirahat bekerja. 

Menjadi tukang bangunan tentu mendapat upah harian. Saat itu, dia dibayar Rp 50 ribu per hari dan dibayarkan saat akhir pekan. Setelah tiga pekan bekerja, di hari Jumat, tiba-tiba Pak Haji Rahmat menegurnya karena sudah tiga kali berturut-turut tidak melaksanakan sholat Jumat. "Saya kemudian menjawab kalau saya bukan Muslim dan beliau meminta maaf kepada saya," ujar dia. 

Setelah itu, anehnya setiap mendapat upah, Koh Jeff selalu mendapat lebih, kadang Rp 400 ribu atau Rp 450 ribu. Begitu seterusnya hingga pekerjaan selesai. Koh Jeff pun menanyakan alasan tambahan upah dan ternyata ini karena kejujuran dan kerajinannya melebihi teman-temannya yang lain. Nasihat keluarga memang tidak pernah salah, ketika giat bekerja dan jujur maka rezeki akan datang. 

Karena sering berinteraksi dengan pemilik rumah dan pengalamannya bersama temannya di NTT, Koh Jeff memutuskan untuk bersyahadat. Dia memutuskan kembali hijrah ke Labuan Bajo dan bersyahadat di daerah tersebut disaksikan seorang Ustazd. Tepat pada Maret 2013 dia bersyahadat.  

"Namun saat itu menjadi mualaf sangat sulit karena saya tidak mendapatkan pendampingan dan tuntunan sebagai Muslim yang baik," jelas dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement