REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air mata menetes ketika adzan Subuh dan shalawat berkumandang. Saat ia tengah duduk di atap rumahnya.
Itulah yang dirasakan Sri Sayati sebelum memeluk agama Islam. Kurang lebih selama satu tahun hatinya bergetar ketika adzan dan shalawat menggema hingga memutuskan untuk menjadi mualaf.
Walau begitu, rasa ragu sempat menghantui dirinya. Namun, nasihat sahabat untuk meminta dirinya berkunjung ke masjid membuat Sri semakin yakin untuk memeluk agama Islam.
Sri Sayati pun akhirnya mengucapkan syahadat di Masjid Lautze, Jakarta Pusat. Ini pengalaman rohani Sri Sayati hingga memeluk Islam: