REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD -- Pemerintah Pakistan menyatakan siap terlibat perang terbuka dengan Afghanistan. Menurut Islamabad, hal itu berisiko terjadi jika pembicaraan dengan Kabul soal konfrontasi di perbatasan kedua negara tak menemui kesepakatan.
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan, selama empat hingga lima hari terakhir, tak ada konfrontasi dengan Afghanistan di wilayah perbatasan menyusul disepakatinya gencatan senjata. Dia menyebut, sejauh ini kedua belah pihak mematuhi gencatan senjata.
"Kami memiliki pilihan, jika tidak ada kesepakatan yang tercapai, kami akan berperang terbuka dengan mereka," ujar Asif dalam pernyataan yang disiarkan televisi dari Pakistan, Sabtu (25/10/2025).
"Tetapi saya melihat bahwa mereka (Afghanistan) menginginkan perdamaian," tambah Asif.
Pada Sabtu, perwakilan Afghanistan, yang kini dipimpin Taliban, melakukan pertemuan dengan delegasi Pakistan di Istanbul, Turki. Mereka hendak membahas soal upaya menyetop konfrontasi yang berlangsung di wilayah perbatasan mereka. Negosiasi diperkirakan bakal berlanjut hingga Ahad (26/10/2025).
Pakistan dan Taliban mulai terlibat konfrontasi di wilayah perbatasan pada awal bulan ini. Hal itu terjadi setelah Islamabad menuding Taliban gagal menindak kelompok milisi di wilayahnya yang melancarkan serangan ke Pakistan. Menurut Pakistan, milisi tersebut menyerang dari tempat persembunyiannya di Afghanistan.
Hal tersebut yang mendorong Pakistan melancarkan serangan udara ke wilayah perbatasan Afghanistan. Taliban kemudian merespons dengan meluncurkan serangan balasan. Konfrontasi pun pecah.
Pakistan menuduh Afghanistan melindungi milisi yang menargetkan pasukan Pakistan. Taliban membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa operasi militer Pakistan melanggar kedaulatan Afghanistan
Aksi saling berbalas serangan menyebabkan puluhan orang tewas. Selain itu, perlintasan perbatasan Pakistan-Afghanistan ditutup.




