Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Mujadalah ayat 11: “Yarfai’llahulladzina aamanu minkum walladzina utul-ilma darajaatin,”. Yang artinya: “Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat,”.
Kedudukan para ulama itulah yang menjadikan seluruh makhluk-makhluk Allah, bahkan semut-semut dalam lubangnya, bahkan ikan-ikan kecil dalam air (al-hiitaan fil maa) mendoakan mereka semuanya.
Sunggguh meninggalnya para ulama memang musibah besar bagi Umat ini. Karena meninggalnya mereka adalah pertanda tercabutnya keilmuan dari Umat ini. Rasulullah bersabda: “Ambillah ilmu itu sebelum menghilang. Para sahabat bertanya: Bagaimana Ilmu menghilang ya Rasulullah? Beliau menjawab: Sesungguhnya hilangnya ilmu ketika para pembawanya pergi/meninggal” (At-Thabarani).
Dengan meninggalnya Syeikh Ali Jaber dan ulama lainnya, kata dia, hal itu juga membangun keyakinan bahwa umat pastinya lebih tertantang lagi. Tapi umat dengan iman pastinya juga bakal optimistis jika di balik kesulitan itu ada kemudahan. Dan di balik tantangan itu pasti ada peluang.
Dan karenanya, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin: إذاماتالعالم ثلم في الإسلام ثلمة لايسدها الا خلف منه (jika satu ulama wafat, maka terjadi sebuah lubang dalam Islam yang tidak dapat ditambal kecuali oleh generasi penerusnya).
“Semoga kita semua dapat menjadi generasi penerus para ulama kita. Generasi yang punya komitmen untuk meneruskan keilmuan, keikhlasan dan karya/amal para waratsatul ambiya (pewaris para nabi) itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Seorang Pria Dihukum Mati di Suriah Karena Beragama Kristen? Cek Faktanya