Kamis 31 Dec 2020 14:05 WIB

Jadi Kontroversi di India, Apa Itu 'Love Jihad'?

Gagasan jihad cinta mengakibatkan ancaman dan tindak kekerasan terhadap Muslim India.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Jadi Kontroversi di India, Apa Itu 'Love Jihad'? Pernikahan India (Ilustrasi)
Foto:

Menurut Dedley, kekuatan hoaks sebagai ancaman gender (ancaman yang mempermainkan stereotip gender seperti gagasan perempuan tidak berdaya dan membutuhkan perlindungan) dapat dilihat di bagian komentar menanggapi opini baru-baru ini dari kontributor Washington Post Rana Ayyub melawan penyebaran teori jihad cinta. 

Seorang komentator kritis memperingatkan tentang pria Muslim di mana pun secara aktif mencari gadis muda non-Muslim yang mudah terpengaruh. Kekuatan ancaman demografis (ketakutan minoritas akan segera melebihi mayoritas) dapat dilihat di komentar lain yang membela gagasan cinta jihad dengan mengklaim ada formula romantis politik yang berpola jelas dan sinis oleh umat Islam untuk meningkatkan pijakan mereka. 

Apakah teori konspirasi cinta jihad akan bertahan?

Menurut Dedley, menyelidiki untuk melihat apakah suatu pasangan sebenarnya berkumpul secara sukarela tetap penting, tetapi pemeriksaan fakta seperti itu mungkin tidak akan mengakhiri teori konspirasi ini. Semakin dibuat konspirasi, menurutnya, semakin memperkuat identitas politik seseorang untuk menyatakan dukungannya, mengurangi dampak bantahan faktual.

Ia mengatakan terkadang pemeriksaan fakta berhasil, terkadang tidak. Inilah yang membuat perbedaan.

"Lebih jauh lagi, undang-undang negara bagian baru yang diusulkan memberantasnya mungkin akan membantu menjaga agar fitnah cinta jihad tetap hidup, memberikannya gravitasi yang tidak diperoleh, katanya.

Dudley menambahkan, UU ini sebanding dengan pengesahan undang-undang anti-Syariah dari badan legislatif negara bagian AS yang konon mencegah Muslim memperkenalkan hukum Islam atau hukum asing di Amerika Serikat. Undang-undang ini juga menanggapi teori konspirasi lain yang telah dibantah bahwa syariah sedang merayap ke dalam sistem hukum AS, mengancam hak-hak orang Amerika.

Undang-undang palsu semacam itu merugikan Muslim dengan melegitimasi gagasan palsu tentang mereka. Bahwa mereka merayu dan mengubah perempuan yang mudah tertipu atau mendorong undang-undang fundamentalis yang mengancam Konstitusi AS. 

Dedley mengatakan penelitian tentang penyebaran teori konspirasi seringkali berfokus pada jaringan media sosial pinggiran. Sedangkan fitnah tersebut tertanam dalam peraturan perundang-undangan formal. 

 

https://www.washingtonpost.com/politics/2020/12/30/netflix-has-indias-ruling-party-outraged-about-love-jihad-plot-what-is-love-jihad/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement