Selasa 17 Nov 2020 19:05 WIB

Covid-19, Media India Salahkan Muslim dan Jamaah Tabligh

Banyak pemberitan media India salahkan Muslim dan Jamaah Tabligh

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Anggota Jamaah Tabligh menunggu bus yang akan membawa mereka ke fasilitas karantina di Nizamuddin, New Delhi, India, Selasa (31/3). Jamaah Tabligh tetap menggelar pertemuan di tengah kekhawatiran meluasnya penyebaran virus corona.
Foto:

Narasi media yang menargetkan komunitas Muslim secara keseluruhan selama pandemi memiliki konsekuensi yang sangat nyata. Dua peserta acara di Masjid Nizamuddin ditemukan wafat karena penolakan perawatan dan makanan yang tidak menentu di pusat karantina di Delhi. Beberapa kasus muncul dari orang yang tidak diberikan perawatan medis oleh rumah sakit karena agama mereka.   

Butuh waktu hingga 21 Agustus bagi Pengadilan Tinggi Bombay untuk membatalkan dakwaan terhadap 35 pemohon petisi Jamaah Tabligh sambil menyerukan pengkambinghitaman Muslim di media India.  

Rahul Kanwal, jurnalis senior di India Today pada 4 April membagikan infografik yang menggambarkan statistik menggunakan gambar seorang pria bertopi tengkorak yaitu seorang pria Muslim. Sumber, Twitter Rahul Kanwal, 2020.  

Berikut perbandingan dan kontrasnya, pada 5 Agustus, India memiliki total 1,96 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dengan 40.742 kematian yang dilaporkan. Pada hari yang sama di Kota Ayodhya, upacara Hindu untuk Kuil Ram baru yang sangat kontroversial digelar. 

Upacara tersebut dihadiri Perdana Menteri, Narendra Modi dan berbagai menteri lainnya serta para pemimpin politik dan agama. 

Narasi media seputar upacara Hindu itu berbeda dengan pertemuan di Masjid Nizamuddin. Fakta yang hampir tidak disebutkan adalah bahwa beberapa hari sebelum upacara, pendeta yang akan melakukan upacara dan 16 polisi yang memantau situs tersebut dinyatakan positif Covid-19. Ini mendorong seruan agar acara ditunda.  

photo
Petugas pemadam kebakaran menyemprot disinfektan di Nizamuddin di New Delhi, India, Kamis (2/4). Komunitas Jamaah Tabligh menggelar pertemuan di wilayah tersebut awal bulan ini dimana sejumlah jamaah positif corona atau Covid-19. - (AP Photo/Manish Swarup)
photo
Petugas pemadam kebakaran menyemprot disinfektan di Nizamuddin di New Delhi, India, Kamis (2/4). Komunitas Jamaah Tabligh menggelar pertemuan di wilayah tersebut awal bulan ini dimana sejumlah jamaah positif corona atau Covid-19. - (AP Photo/Manish Swarup)

Selama periode waktu yang sama, pertemuan keagamaan lain berlangsung di negara bagian Madhya Pradesh, India yang melibatkan sekitar 26 ribu orang, yang ditempatkan di karantina rumah. Peristiwa ini sebagian besar luput dari perhatian media, mungkin karena itu adalah pertemuan agama Hindu. Karena media memfokuskan upayanya pada acara Masjid Nizamuddin.  

Rezim Modi telah melihat kemunduran besar dalam hal kebebasan pers dan perlakuan terhadap minoritas Muslim. Peringkat Indeks Kebebasan Pers Dunia 2020 membuat India turun dari peringkat 140 ke posisi 142 pada 2020.  

Reporters Without Borders, sebuah LSM internasional independen yang melindungi hak atas kebebasan informasi melaporkan bahwa tekanan pada media untuk mendukung umat Hindu pro pemerintah nasionalis telah meningkat. 

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), pemerintah Kuwait, dan Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat telah menandai pelanggaran kebebasan beragama di India dan meminta pemerintah Amerika Serikat untuk menyatakan India sebagai negara "perhatian khusus".

Apa yang saat ini kita saksikan di India adalah pengkambinghitaman Muslim, oleh partai yang berkuasa, termasuk polisi dan pengadilan. Krisis seperti pandemi global saat ini idealnya ditangani dengan mengatasi masalah yang ada. Infrastruktur kesehatan yang buruk di India dan salah urus sehubungan dengan implementasi penguncian.  

Namun, ini berarti bahwa pemerintah harus bertanggung jawab dan disalahkan atas kesalahan manajemen krisis. Agar India benar-benar menangani pandemi, mereka harus menerima semua warganya.

 

Sumber:  https://publicseminar.org/2020/11/the-indian-media-is-blaming-muslims-for-the-coronavirus-pandemic/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement