Rabu 04 Nov 2020 19:45 WIB

Mengapa Barat Musuhi Islam dan Politisasi Islamofobia?

Islamofobia merupakan isu yang murah dengan dampak besar

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Islamofobia merupakan isu yang murah dengan dampak besar Sekelompok wanita berunjuk rasa di Prancis menuntut dihentikannya Islamofobia.
Foto:

Ketiga, biaya penggunaan retorika anti-Islam cukup rendah. Saling ketergantungan Barat dan China atau Rusia lebih kuat daripada antara Barat dan negara-negara Muslim. Sehingga membuat biaya perpecahan kekuatan global Barat dengan Beijing dan Moskow cukup tinggi. 

Karena itu pembedaan Islam lebih praktis. Lebih mudah untuk memobilisasi dunia di balik Islamofobia, karena China, Rusia, dan India yang menampung minoritas Muslim dan menguasai wilayah mayoritas Muslim secara historis, memiliki permusuhan tradisional terhadap negara-negara Muslim. 

Di sisi lain, mengendalikan dunia Muslim akan menentukan persaingan global antara Barat dan lainnya. Siapapun yang menguasai wilayah yang didominasi Muslim seperti Timur Tengah, Afrika Utara, Tanduk Afrika, Asia Tengah dan Asia Selatan akan diuntungkan dan menjadi unggulan. 

Keempat, pemerintahan di dunia Muslim memiliki wacana politik yang kuat dan jangkauan yang luas. Dengan pengikut setia di seluruh dunia, Islam adalah fenomena global dan berpotensi menyatukan negara-negara berpengaruh di seluruh dunia. Muslim merupakan kelompok agama terbesar kedua, dan Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia.  

Negara-negara Barat merasa terancam oleh Islam dan Muslim. Islam telah menjadi agama terbesar kedua di banyak negara Eropa, termasuk Belgia, dan Belanda. 

photo
Seorang warga Muslim berjalan melewati tulisan penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah. - (google.com)

Saat ini jumlah Muslim yang tinggal di negara-negara Eropa melebihi 20 juta, dan kehadiran mereka di Barat tumbuh setiap tahun di jalanan Benua itu. Muslim telah mulai menopang berbagai sektor masyarakat Eropa. Begitu pula gelombang pengungsi berlanjut dari dunia Muslim menuju Eropa Barat. Artinya, jumlah umat Islam yang tinggal di sana akan bertambah.  

Pemerintah Barat yang sebagian besar tidak menghormati agama, tidak menghormati tokoh suci, termasuk Yesus yang memainkan peran sentral dalam agama Kristen. Banyak platform media Barat tidak memiliki redline dalam hal menghormati agama dan keyakinan.

Oleh karena itu, mereka menggambar kartun bahkan menghina Yesus. Jika demikian, kita tidak dapat mengharapkan seseorang yang tidak menghormati kepribadian sakral mereka untuk menghormati kepribadian suci orang lain.

Dengan menargetkan Nabi Muhammad, mereka berkontribusi pada radikalisasi beberapa kelompok Muslim yang siap bereaksi terhadap gerakan menghina di Barat ini. 

Semakin banyak pemerintah mengejar kebijakan anti-Islam, semakin besar kontribusinya terhadap polarisasi. Semakin banyak polarisasi, semakin banyak ketegangan sosial dan politik di negara-negara Barat. Islam dan Muslim bukanlah orang luar di Eropa dan Barat, mereka adalah bagian darinya. 

Karena alienasi Islam dan Muslim cepat atau lambat akan menyebabkan destabilisasi masyarakat dan negara Barat, kebijakan anti-Islam saat ini akan menjadi kontraproduktif. Artinya, kebijakan Islamofobia adalah strategi rugi-rugi. Politisi Barat seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron mungkin menyelamatkan hari itu tetapi tidak masa depan Barat.

Sumber:  https://www.dailysabah.com/opinion/columns/why-has-the-west-turned-against-islam 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement