REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mempertanyakan penyerangan terhadap ustadz asal Aceh, Muhammad Zaid Maulana (37). Selain penyerangan terhadap ulama dinilainya saat ini cukup masif, putusan hukum yang tidak jelas pun masih memiliki ketidakjelasan.
"Saya benar-benar bingung mengapa kok mereka menyerang pemuka agama Islam," ujar dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat(30/10).
Dia melanjutkan, dalam setiap penyerangan terhadap pemuka agama, alasan kejiwaan saat ini juga seakan menjadi andalan. Meskipun, pelaku dalam kasus di Aceh ini, ia nilai masih membutuhkan proses.
Dirinya tak menampik adanya kemungkinan tersangka mengalami gangguan kejiwaan. Namun, jika hal itu memang fakta, kata dia, tersangka adalah penyerang yang sempurna.
"Cuma akan muncul pertanyaan kok bisa begitu ya? Ini yang belum bisa saya jawab dan jelaskan," ungkap dia.
Sebelumnya, Seorang ustadz bernama Muhammad Zaid Maulana (37 tahun) diserang oleh seorang pria saat sedang berceramah di Masjid Al Husna, Desa Kandang Mbelang Mandiri, Kecamatan Lawe Bulan, Kabupaten Aceh Tenggara pada Kamis (29/10) malam. Meski selamat dari serangan itu, ustadz tersebut masih menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara.
Pelaku diduga penyerang ustadz tersebut berinisial MA (37) warga Desa Kandang Mbelang Mandiri, Kecamatan Lawe Bulan, Kabupaten Aceh Tenggara. Kapolres Aceh Tenggara Wanito Eko Sulistyo mengatakan, korban diduga diserang oleh pelaku saat sedang memberi ceramah pada Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di masjid.
Berdasarkan pemaparan, tiba-tiba pelaku berinisial MA masuk ke dalam masjid melalui jendela dan berusaha melakukan penganiayaan terhadap korban yang sedang berceramah di depan para jamaah. Namun, saat diserang oleh pelaku, korban sempat menghindar tetapi mengalami luka di bagian tangan sebelah kiri karena diduga terkena senjata tajam yang digunakan oleh pelaku.