REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Bidang Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag bekerja sama dengan Fata Institut menampung usulan para guru Madrasah membahas soal pembelajaran di tengah Pandemi Covid-19.
Acara yang dikemas dalam bentuk Workshop tersebut bertujuan untuk menampung seluruh persoalan yang dihadapi oleh para guru, dan mencari solusi untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran di Madrasah seluruh Indonesia.
Kepala Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag Sunarini menuturkan perubahan itu merupakan keharusan. Tapi, ia mengingatkan perubahan yang bagus adalah yang sudah direncanakan penanganannya.
"Pandemi ini perubahan yang tidak direncanakan," kata Sunarini dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (8/9).
Pandemi ini, lanjut Sunarini harus disikapi sebagai pribadi maupun profesi. Sebagai pribadi, kata Sunarini harus melakukan peningkatan-peningkatan yang harus dilakukan supaya kendala-kendala yang ada tidak menjadi sesuatu yang melelahkan.
"Sebagai profesi juga demikian, kalau suasana tidak bisa seperti dulu. Ya minimal suasananya tetap terjaga," tuturnya.
Di kesempatan ini, Kemenag ingin menampung seluruh cerita dan pengalaman para guru untuk nantinya dicarikan solusi dan dijadikan referensi dalam menyusun pedoman pembelajaran untuk diterapkan di seluruh Madrasah Indonesia. Sebagai pelaku lapangan langsung, lanjut Sunarini para guru memiliki pengalaman langsung secara praktis. Tidak hanya teoritis.
"Jadi guru-guru yang tidak ikut dalam workshop ini bisa tahu rekomendasi yang bapak ibu sekalian bawa," ujarnya.
Diketahui, acara Workshop penguatan Kurikulum madrasah di tengah pandemi Covid-19 ini diikuti oleh 80 peserta dari kalangan guru Madrasah dan aktivis pendidikan.