REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa'adi mengenang almarhum Profesor Abdul Malik Fadjar. Wamenag menyampaikan, meskipun tidak memiliki kedekatan secara personal dengan almarhum Malik Fadjar, namun berani bersaksi beliau termasuk orang baik yang memiliki sejumlah keistimewaan.
"Selain sebagai tokoh pendidikan, beliau (Malik Fadjar) juga sebagai tokoh agama dan pemerintahan, beliau adalah sedikit dari tokoh bangsa yang sukses mengemban tiga bidang yang sangat mulia tersebut," kata Kiai Zainut kepada Republika, Senin (8/9) malam.
Kiai Zainut mengatakan, pada bidang pendidikan, almarhum Malik Fadjar memulai karirnya dari bawah. Mulai dari menjadi guru SD sampai menjadi rektor pada dua perguruan tinggi Muhammadiyah yang ternama. Yaitu Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada bidang akademis, beliau mendapatkan posisi tertinggi sebagai guru besar pada Fakultas Tarbiyah di IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1995. Sebagai seorang aktivis organisasi, beliau banyak berkecimpung di organisasi seperti ICMI, HIPIIS dan beliau adalah tokoh penting di Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang memiliki kontribusi besar bagi pengembangan pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.
"Beliau seorang tokoh agama yang memiliki pemahaman agama yang inklusif dan inspiratif, sehingga sering menjadi rujukan dan tempat bertanya dari berbagai kalangan," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengungkapkan, almarhum Malik Fadjar juga seorang birokrat yang mumpuni. Pernah menjabat di berbagai posisi kabinet. Pernah menjabat Kabinet Reformasi sebagai Menteri Agama tahun 1998 - 1999. Anggota Kabinet Gotong Royong sebagai Menteri Pendidikan pada tahun 2001 - 2004.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ad-interim menggantikan Jusuf Kalla. Terakhir beliau menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI.
"Bangsa Indonesia merasa kehilangan putra terbaiknya. Tokoh cendekiawan Muslim yang senyumnya khas dengan pembawaan yang kalem dan sederhana itu kini telah meninggalkan kita, tapi saya percaya jejak legasinya akan terus dikenang oleh anak bangsa sepanjang masa," ujar Kiai Zainut.
"Selamat jalan profesor semoga amal jariahmu mengalir terus dan menerangi jalan menuju tempat keabadianmu di sisi Sang Maha Pemilik segalanya. Aamiin," kata Kiai Zainut.
Sebelumnya dikabarkan Profesor Abdul Malik Fadjar meninggal dunia pada Senin (7/9) jam 19.00 WIB. Tokoh Persyarikatan Muhammadiyah ini tutup usia pada usianya yang ke-81 tahun.