REPUBLIKA.CO.ID, MOMBASA -- Ketua proyek masjid Mwatamba di kota Mombasa, Kenya, membantah mengetahui adanya pendanaan yang diberikan oleh donatur dari Turki untuk membeli lahan masjid. Dalam konferensi pers pada Senin di sebuah hotel di Buxton, Adam Wario, mengaku belum mengetahui soal dana dari penyandang dana Turki tersebut.
"Kami hanya memberikan dukungan kepada sponsor. Kami belum melihat atau mendengar satupun tentang dana sebesar 70 juta Shilling. Yang kami ingin lihat adalah masjid dibangun," kata Wario, dilansir di The Star, Selasa (8/9).
Dalam konferensi pers tersebut, Wario ditemani oleh sejumlah ulama Muslim yang berserikat dengan ketua Dewan Penasihat Nasional Muslim Kenya, Sheikh Juma Ngao. Beberapa ulama tersebut membela Wario dari tuduhan dari seorang anggota parlemen bahwa dia adalah seorang penipu dan 'penceramah senapan mesin'.
Sebelumnya, anggota parlemen dari Nyali, Mohammed Ali, menuding bahwa setidaknya ada dana sebesar 70 juta Shilling disumbangkan oleh penyandang dana Turki. Menurutnya, setengah dari dana itu dimaksudkan untuk membeli lahan untuk tempat masjid itu akan dibangun.
"Dari jumlah tersebut, 30-40 juta dolar AS seharusnya digunakan untuk membeli sebidang tanah untuk pembangunan masjid. Dari sinilah ceritanya," ungkap Ali.
Namun demikian, lahan di mana masjid di Mwatamba sedang dibangun sebelum dibongkar adalah untuk umum. Menurut Ali, lahan itu diperuntukkan bagi pembangunan balai sosial, kantor kepala dan kantor asisten komisaris daerah.
"Makanya mereka ingin membangun masjid itu di lahan umum untuk menghindari biaya beli tanah. Mengapa?" tanya Ali.
Pada Ahad (6/9) lalu. Ali mengecam Sheikh Ngao dan mengatakan bahwa dia adalah senjata politik, agama, dan sosial yang disewa, dan selalu terlibat dalam berbagai hal yang kontroversial.
"Kenapa hanya dia yang terdengar membela orang-orang dengan karakter yang dipertanyakan? Dia seorang pengkhotbah mesin kampanye yang siap melakukan apa saja dengan sedikit bayaran," kata Ali.
Pernyataan Ali tersebut telah menuai kemarahan para pendukung Ngao. Pada Senin, mereka mengatakan bahwa Ngao adalah seorang cendekiawan Muslim yang dihormati.
"Mohammed Ali harus tahu bahwa dia terlalu muda untuk memahami dari mana orang-orang ini berasal. Sheikh Ngao adalah pemimpin yang dihormati yang telah melakukan hal-hal besar untuk agama ini," kata Sheikh Amir Zani dari Likoni.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Kemnac, Hafidh Muhsin, mengatakan tidak seperti Ali, Syekh Ngao bukanlah pemimpin populis atau aktivis.
"Ada agenda tersembunyi di seluruh saga ini. Ali menyembunyikan sesuatu tapi semuanya akan terungkap," katanya.
Para ulama mengatakan, anggota parlemen harus meminta maaf kepada persaudaraan Muslim di seluruh dunia karena mengerahkan pembongkaran masjid tersebut