REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Panitia Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN UMPTKIN) Mahmud mengatakan, peserta yang mengikuti jalur ujian tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini pun, kata dia, antusiasme calon mahasiswa cukup tinggi.
Pengamat Pendidikan Islam, Adian Husaini menganggap kenaikan antusiasme ini terjadi dibarengi dengan kenaikan minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam, baik pendidikan dasar maupun menengah.
“Kalau dugaan saya meningkatnya itu memang karena beberapa dekade terakhir itu terjadi kenaikan minat terhadap lembaga pendidikan Islam di masyarakat, baik lembaga pendidikan dasar maupun menengah, ditandai dengan banyak bermunculan nya sekolah-sekolah islam dan ponpes,” ujar Adian saat dihubungi Republika, Senin (10/8).
Adian mengatakan, performa PTKIN kini semakin meningkat dan terus mengejar universitas umum. Salah satunya dengan kehadiran jurusan-jurusan umum di PTKIN yang memiliki akreditasi dan kredibilitas yang tak kalah dengan universitas umum.
“Banyak tersedianya jurusan-jurusan umum di PTKIN, itu ternyata cukup menyedot minat pendaftar. Jadi memang lulusan sekolah umum yang masuk PTKIN mayoritas memilih jurusan-jurusan umum,” kata Adian.
Meski tahun ini mayoritas pendaftar PTKIN berasal dari sekolah umum, namun Adian meyakinkan bahwa PTKIN masih menjadi destinasi utama pendidikan lanjutan bagi alumni sekolah Islam dan pesantren.
“Saya dengar dari beberapa pesantren, mereka masih memilih UIN atau PTKIN sebagai tujuan utama,” ujarnya.
Namun dibalik peningkatan minat terhadap PTKIN ini, hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana PTKIN menjaga amanah masyarakat untuk mendidik dan melahirkan alumni yang bukan hanya pintar namun juga berakhlak mulia.
“Kepercayaan masyarakat patut dijunjung dan dijaga, karena kita tidak bisa menampik, semakin berat kepercayaan yang datang maka semakin berat beban yang harus dipikul,” kata Adian.
“Karena tujuan awal berdirinya PTKIN ini bukan hanya sekedar meluluskan alumni yang mudah mendapat pekerjaan, tapi juga menjadi orang beriman dan berakhlak mulia,” pungkasnya.
Tahun ini peserta SPAN PTKIN berjumlah 135 ribu orang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 122 ribu peserta.
“Kami menafirkan bahwa dari data tersebut, memang dari tahun ke tahun ini ada peningkatan yang cukup signifikan terhadap PTKIN,” kata Mahmud saat dihubungi Republika, Jumat (7/8).
Pergerakan peningkatan peserta jalur SPAN PTKIN dari tahun ke tahun itu disebabkan karena adanya beragam pilihan prodi. Tahun ini, persentase pemilih prodi umum sebesar 55 persen atau lebih tinggi dibandingkan pemiih prodi agama sebesar 45 persen.
“Kami kan di PTKIN juga menyediakan prodi-prodi umum yang diminati, seperti sains, psikologi, kedokteran, dan lainnya,” kata Mahmud, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.