Selasa 21 Jul 2020 22:59 WIB

Kunker Komisi VIII ke UIN Walisongo Soroti Mutu PTAI

Komisi VIII DPR RI menyoroti perlunya peningkatan mutu PTAI.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Komisi VIII DPR RI menyoroti perlunya peningkatan mutu PTAI. UIN Walisongo.
Foto: Youtube
Komisi VIII DPR RI menyoroti perlunya peningkatan mutu PTAI. UIN Walisongo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan kunjungan kerja ke Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dalam rangkaian safari di Provinsi Jawa Tengah, Senin (20/7).  

Sebanyak 14 anggota Komisi VIII DPR diterima langsung Rektor UIN Walisongo Imam Taufiq, beserta jajarannya.  

Baca Juga

Anggota Komisi VIII DPR Dapil Lampung III, I Komang Koheri, berharap kampus ini bisa mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kurikulum pendidikan. 

Karena, menurut dia, UIN Semarang menyandang nama besar Walisongo, sembilan tokoh yang menyebarkan Islam di Nusantara.  

Menurut Komang, memasukkan nilai kemanusiaan dalam pendidikan akan membuat mahasiswa tidak hanya cerdas, namun juga humanis. 

"Kampus ini membawa nama Walisongo. Saya berharap ke depan nilai-nilai kemanusiaan dimasukkan ke dalam pendidikan. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya cerdas, tapi punya nilai kemanusiaan dalam berbangsa," kata Komang dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/7). 

Anggota Komisi VIII lainnya, Selly Andriany Gantina, berharap agar kampus lebih meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Peningkatan anggaran riset misalnya perlu diupayakan agar keinginan menjadi pusat riset Islam terdepan dapat terlaksana di perguruan tinggi agama Islam (PTAI).  

Hasil riset juga diupayakan agar bisa dimanfaatkan masyarakat. "Saya akan support jika rencana-rencana peningkatan Tri Dharma disampaikan dalam bagian roadmap 2038 UIN Walisongo," ucap Selly.  

Hal senada juga disampaikan mantan ketua Komisi VIII, Ali Taher. Menurut dia, UIN Walisongo dapat berkembang untuk mewujudkan kampus yang  inklusif dan moderat. Walisongo sebagai penyebar agama Islam di nusantara sejatinya melahirkan sikap inklusif di tengah masyarakat.  

Terkait sarana prasarana, Ali Taher juga ingin kampus UIN Walisongo mengembangkan wilayah dalam satu kluster besar. Dengan satu kluster, pengelolaan dan perancangan kampus ke depan akan menjadi lebih mudah. 

"Sekarang ini UIN Walisongo sudah hebat, namun perlu dikembangkan terus SDM-nya dengan menambah guru besar dan dikembangkan sistem manajemen yang adaptif terhadap teknologi informasi. Kami ingin pada 2045, UIN Walisongo bisa masuk 500 besar kampus bereputasi dunia," katanya. 

Sementara itu, Rektor UIN Walisongo, Prof Imam Taufiq, berterima kasih atas kunjungan resmi Komisi VIII di kampusnya. 

Di hadapan para legislator ini, guru besar ilmu tafsir ini memaparkan bahwa UIN Walisongo saat ini memantapkan fokus pada riset nasional dan beranjak menembus riset kelas dunia. 

Dia pun memaparkan problem riset yang dialami para civitas akademikanya. Menurutnya, para peneliti kampus kerap dipacu untuk membuat karya yang berkualitas, namun masih dihadapkan pada laporan administratif yang membelit. 

"Saat UIN Walisongo mempunyai Jurnal Sinta 2 ada 8. Semuanya sudah daring, tetapi pertanggungjawaban administrasinya masih manual. Kita harus lakukan extraordinary, dan mencari celah, berinovasi tanpa terbentur regulasi," jelasnya.  

Dalam kungker Komisi VIII DPR RI ini juga diikuti Direktur Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam Kemenag Fuad Nasar, Kepala Kantor Wilayah  Kementerian Agama Jawa Tengah Mustain Ahmad, dan Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam, Ruchman Basori.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement