Selasa 21 Jul 2020 18:53 WIB

Gerilya Umat Islam Amerika Serikat Amankan Pemilih Muslim

Umat Islam bergerilya untuk pemilih Muslim di Pilpres Amerika Serikat.

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam bergerilya untuk pemilih Muslim di Pilpres Amerika Serikat. Bendera Amerika.
Foto: EPA
Umat Islam bergerilya untuk pemilih Muslim di Pilpres Amerika Serikat. Bendera Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK— Jelang pemilihan presiden Amerika Serikat 2020 mendatang beberapa kelompok masyarakat sipil di Amerika Serikat mengkampanyekan agar para pemilih Muslim di Amerika ikut terlibat. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pemilih Muslim Amerika. 

"Strateginya adalah sekolah lama dan sekolah baru," kata Kepala Eksekutif Emgage Wael Alzayat. Untuk diketahui  Emgage merupakan organisasi yang bekerja untuk mempromosikan dan memberdayakan Muslim Amerika.  

Baca Juga

Alzayat mengatakan beberapa strategi yang dilakukan untuk memastikan jumlah pemilih pada 2020 adalah dengan menggunakan data pemilih untuk menghubungi orang-orang melalui telepon. Mereka mengaku memiliki akses ke data pemilih dan kemungkinan pemilih Muslim yang terdaftar.  

Strategi lain yang akan dilakukan yaitu dengan mendatangi calon pemilih. Namun dia memahami bahwa situasi Covid-19 saat ini membuat cara tersebut tidak bisa dilakukan.

"Jika situasi Covid-19 membaik, kami juga akan melakukan operasi pengetuk pintu di beberapa distrik penting," ujarnya. 

Kendati demikian, usaha lainnya juga telah mereka dilakukan. Mereka menghadirkan kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden untuk berbicara mengenai keprihatinan Muslim di Amerika pada 20 Juli 2020. 

Emgage menilai cara yang mereka lakukan cukup berhasil. Menurut kelompok itu, jumlah pemilih Muslim terdaftar di Florida, Ohio, Michigan, dan Virginia mengalami peningkatan.  

"Terlepas dari perolehan itu, jumlah pemilih Muslim masih lebih rendah dari jumlah populasi umum, tetapi kami merasa seolah-olah kesenjangan semakin dekat dan kami berharap untuk mempersempitnya dalam pemilihan mendatang," jelasnya. 

Tidak hanya itu mereka juga melakukan promoso menggunakan media yang dibagikan di sejumlah media sosial seperti Twitter, Facebook, dan YouTube. 

Sementara itu seorang aktivis Muslim Amerika di Rochester, New York, Iman Abid, mengatakan para kandidat sudah mulai lebih memperhatikan komunitas Muslim. 

"Saya telah melihat jauh lebih banyak kandidat politik masuk ke masjid dan melakukan percakapan di pusat-pusat antaragama ... benar-benar berusaha memahami apa yang dibutuhkan warga Muslim Amerika di negara ini," katanya

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement