REPUBLIKA.CO.ID,WARSAWA -- Membangun masjid di negara-negara yang didominasi Kristen begitu menghadapi tantangan. Penolakan ini lebih pada mengambil dalih karena Arab Saudi juga melarang pendirian rumah ibadah non-Muslim dan layanan publik keagamaan non-Muslim di negaranya. Berbeda dengan negara-negara Muslim lainnya di Timur Tengah yang tidak begitu membatasi agama Kristen dan agama non-Muslim lainnya.
Ketidakpuasan dengan situasi itu telah mendorong penyebaran kiasan dan meme secara daring yang menulis, "Kami akan menerima Muslim/masjid di sini ketika mereka mengizinkan Alkitab/gereja di Arab Saudi."
Dari sejumlah meme demikian, ada satu meme yang lebih tegas menyatakan bahwa negara Polandia benar-benar memberlakukan larangan hukum terhadap masjid di sana sampai gereja-gereja Kristen diizinkan di Saudi. Lantas, apakah benar negara Polandia melarang pembangunan masjid di negaranya?
Kenyataannya, pembangunan masjid di Polandia yang didominasi Katolik memang dihadapkan pada penolakan dari pihak oposisi selama beberapa tahun terakhir. Di sejumlah negara Eropa barat dan juga Polandia, puluhan demonstran berdemonstrasi di pinggiran kota Warsawa menentang pembangunan masjid.
Dengan demikian, rencana komunitas kecil Muslim Polandia untuk membangun tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam sulit diwujudkan. Negara-negara Eropa tampaknya khawatir Islam mungkin menyebar ke arah timur ke anggota Uni Eropa yang taat Katolik.
Ada sekitar 15.000 dan 30.000 Muslim di Polandia. Banyak dari mereka adalah imigran dari Chechnya. Polandia sendiri merupakan negara Uni Eropa bekas komunis terbesar, di mana lebih dari 90 persen dari 38 juta populasinya menyatakan diri mereka Katolik.
Namun demikian, faktanya masjid memang ada di Polandia. Sementara itu, tidak ada referensi mengenai laporan berita dan undang-undang terhadap larangan hukum tentang keberadaan atau pembangunan masjid di Polandia.
Karena itu, laporan di Snopes menyebutkan, seperti dilansir pada Sabtu (18/1), bahwa meme itu tampaknya tidak didasarkan pada kenyataan. Melainkan, pada sudut pandang yang diwakili oleh anggota Partai Hukum dan Keadilan Polandia yang ultra-konservatif, Dominik Tarczynski. Ia secara keras menentang penerimaan Polandia terhadap pengungsi non-Kristen.
"Kami tidak ingin Polandia diambil alih oleh umat Islam, Budha, atau orang lain. Dan tidak ada yang akan memaksa kita untuk mengambil Muslim, Budha, yang tidak beragama dalam jumlah besar. Bagi saya, masyarakat multikultural, ini bukan nilai dan bukan kebajikan. Budaya Kristen, hukum Romawi, filsuf Yunani, ini adalah kebajikan bagi kita," katanya.
Dalam beberapa kesempatan, Tarczynski menyuarakan pendapatnya bahwa Polandia seharusnya tidak menunjukkan toleransi yang lebih besar kepada Muslim seperti halnya Arab Saudi kepada umat Kristen.
Ia mengatakan, bahwa negaranya akan mengirimkan pesan yang jelas kepada Muslim radikal bahwa mereka tidak dapat mengklaim hak yang juga kurang dimiliki oleh orang Eropa di Saudi. Dengan sikapnya bahwa Barat berada di tempat yang sangat tidak stabil dengan dunia Islam saat ini, Tarczynski mengklaim ada rencana dari Saudi yang teokratis untuk memulai pembangunan massal masjid di ibukota Polandia tersebut.
Ketika ditanya tentang permintaan populasi Muslim di Polandia agar diizinkan membangun masjid, Tarczynski mengatakan, "Kami akan senang menerimanya, tepat setelah mereka mengizinkan Polandia membangun katedral di Arab Saudi."
Wakil dari partai yang berkuasa ini menunjukkan, bahwa di negara-negara Islam ada intoleransi yang signifikan terhadap orang-orang Kristen. Mengingat bahwa mengenakan atau memperlihatkan salib secara publik dilarang di Arab Saudi, prinsip yang sama menurutnya harus diterapkan untuk mengenakan burqa di Polandia.
Meskipun demikian, kata-kata Tarczynski mencerminkan sudut pandang politik, bukan peraturan atau kebijakan pemerintah negaranya yang melarang pembangunan masjid di Polandia hingga gereja-gereja dibangun di Saudi.