REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Kerja Sama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH. Muhyiddin Junaidi memperkirakan pembangunan rumah sakit Indonesia di kota Hebron, wilayah Tepi Barat Palestina akan rampung selama dua tahun.
"Diperkirakan rumah sakit dengan 80 tempat tidur tersebut akan rampung dikerjakan selama dua tahun," ujar Kiai Muhyiddin saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (7/12).
Mewakili MUI, Kiai Muhyiddin telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Wali Kota Hebron, Tayser Abu Sneineh tentang pendirian Rumah Sakit Indonesia-Hebron tersebut. Penandatanganan kerja sama itu telah dilakukan di Kota Amman, Yordania pada Sabtu (4/1) lalu.
"Hadir saat itu wali kota Amman, Wali kota Hebron dan Menteri dalam negeri Palestina serta para ulama, cendikiawan dan pimpinan ormas Islam," ucap Kiai Muhyiddin.
MoU tersebut berisi pernyataan tentang kesepakatan membangun bersama Rumah Sakit Indonesia-Hebron (RSIH) yang akan didirikan di atas tanah wakaf seluas 4.000 meter persegi. "Kedua pihak telah sepakat untuk bangun RSIH sesuai dengan poin- poin MoU," kata lulusan Universitas Islam Libya ini.
Biaya yang diperlukan untuk pembangunan rumah sakit tersebut adalah sebesar 6,745 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 94 miliar, sedangkan yang disumbang MUI sebesar 5,915 juta dolar AS atau sekitar Rp 82,5 miliar.
Sisa biaya pembangunan rumah sakit tersebut akan menjadi tanggung jawab pemerintah kota Hebron. Rumah sakit itu nantinya ditujukan bagi masyarakat Hebron, yang jumlahnya mencapai 1,2 juta orang, yang membutuhkan perawatan medis, khususnya fisioterapi dan rehabilitasi.
Pada saat penandatangan MoU itu, Wali Kota Hebron menyambut baik perhatian yang diberikan oleh rakyat Indonesia terhadap nasib rakyat Palestina. Rakyat Palestina selalu menganggap Indonesia sebagai saudara dekatnya yang siap membantu kapan pun rakyat Palestina membutuhkan.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto menjelaskan, pembangunan rumah sakit Indonesia-Hebron tersebut merupakan bentuk nyata komitmen dan dukungan besar bangsa Indonesia terhadap rakyat Palestina yang mengalami penderitaan akibat konflik Palestina-Israel.
"Pembangunan rumah sakit kedua di wilayah Tepi Barat ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina," kata Andy dalam pernyataan tertulisnya.