REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuat petisi muncul di India yang meminta jalan agar perempuan bisa masuk secara mudah ke masjid. Hal itu karena masjid-masjid di India umumnya merupakan monopoli laki-laki karena kurangnya pemahaman dan patriarki.
Pada saat Mahkaham Agung setempat meminta tanggapan dari pemerintah pusat soal petisi itu, muncul sebuah buku karya penulis-jurnalis Ziya Us Salam yang berjudul "Women in Masjid: A Quest for Justice."
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan jurnalis the Times of India, Jiby J Kattakayam, Ziya memberikan penjelasan mengapa tidak ada alasan untuk mencegah wanita masuk ke masjid. Dalam wawancara tersebut, Ziya mengatakan bahwa Alquran tidak mendiskriminasi wanita, termasuk untuk masuk ke masjid.
Sebab, menurutnya, ketika Alquran berbicara tentang mendirikan shalat, hal itu ditujukan baik bagi pria maupun wanita. Di 59 tempat di dalam Alquran, ada perintah bagi pria dan wanita untuk mendirikan shalat.
Ia mengatakan, Nabi Muhammad saw memerintahkan pria untuk tidak menghentikan wanita pergi ke masjid. Alquran dikatakannya menyebutkan bahwa shalat dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, namun hanya dapat lebih sempurna jika dilakukan secara berjamaah.
"Situasi di permukaan di negara kita sama sekali berbeda. Masjid telah direduksi menjadi monopoli laki-laki. Ini bermula dari kurangnya pemahaman tentang prinsip-prinsip Islam dan kekuatan patriarki yang mengakar kuat. Pria India lupa bahwa ketika adzan (panggilan shalat) diucapkan dari masjid, pria dan wanita diundang," kata Ziya, dilansir di The Times of India, Rabu (30/10).