Rabu 09 Oct 2019 12:49 WIB

Dulu Islam Lalu Ateis, Gill: Saya Gelisah Tiap Dengar Azan

Yashma Gill merasakan kedamaian setelah kembali ke Islam.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Yashma Gill
Foto: Dok pribadi
Yashma Gill

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aktris Pakistan Yashma Gill melewati perjalanan panjang hingga akhirnya menemukan Islam. Tidak banyak orang yang tahu bahwa bintang muda yang tengah naik daun ini memiliki kisah menarik dalam perjalanan rohaninya, saat kembali memeluk Islam setelah melalui fase menjadi seorang ateis. 

Gill mengungkapkan, bahwa dia pernah memiliki konflik batin dengan Sang Khalik. Dia terus bertanya, mengapa orang yang berbuat salah namun mereka tidak ditimpa apapun. Gill sebelumnya meniadakan adanya Tuhan dan memilih menjadi seorang ateis. 

Baca Juga

"Ketika anda memiliki iman yang lemah, tabir jatuh menutupi pikiran Anda, dan bahkan jika seseorang menjawab pertanyaan anda, Anda tidak mengerti apa-apa," kata Gill, dalam percakapan baru-baru ini di acara internet Samina Peerzada, dilansir di The Express Tribune, Rabu (9/10). 

"Saya biasa memantau dan menganalisis segalanya secara berlebihan. Saya akan memastikan bahwa saya tidak menyinggung siapa pun dan bersikap baik kepada semua orang namun saya terluka. Itu mencapai titik dimana saya kehilangan keyakinan. Saya sering berkata pada diri sendiri bahwa 'jika ada seseorang di sana maka saya tidak akan terlalu menderita'," lanjutnya.

Gill lantas berbagi tentang bagaimana dia dikenal lantaran berdebat tentang agama selama masa kuliahnya di Australia. Dia adalah orang yang menentang gagasan agama sepenuhnya. Hingga dia kemudian bertemu dengan seorang teman bernama Warda.

Gill menuturkan bahwa dirinya selalu menceritakan tentang sosok Warda kepada siapapun. Saat ini, teman Muslimnya itu masih tinggal di Australia. Warda, menurut cerita Gill, adalah Muslimah berhijab. 

Awalnya, Gill berpikir tidak akan berteman dekat dengan Warda lantaran dia seorang Muslimah yang taat. Gill berpikir temannya akan menghakiminya. Sehingga, dia mulai mengabaikannya.

Akan tetapi, Warda menurutnya rupanya orang yang baik dan tidak pernah menghakiminya. Bahkan, sang teman memahami Gill dan masalah yang ia hadapi, serta mulai menjelaskan banyak hal kepadanya melalui perspektif Gill.

"Dia meminta saya untuk mencoba satu hal terakhir dan itu adalah memperbaharui keyakinan saya. Dia berkata 'oke coba saja ini dan jika keimananmu kepada Tuhan tidak kembali setelah ini, maka kamu bisa terus menjadi ateis'," katanya.

Seiring waktu, rasa perhatian satu sama lain tumbuh. Wardah lantas meminta Gill untuk beribadah shalat lima waktu sehari dan berpuasa selama bulan Ramadhan.

Gill pun menyetujuinya. Gill hanya ingin membuktikan satu hal bahwa apapun yang temannya itu minta untuk dia lakukan itu tidak ada gunanya. Dia lebih lanjut menjelaskan bagaimanad ia menganggap itu sebagai sebuah tugas dan memutuskan untuk menuruti perintah Warda. Warda juga memastikan agar Gill memahami setiap ayat yang dia baca selama shalat.

Saat bulan berakhir dan setelah Gill melakukan segalanya, dia pergi ke Warda dan mengatakan bahwa ia memberi kepastiannya. Namun, dia belum menerima bimbingan apapun. Dua hari setelah dia berhenti beribadah, Gill merasakan ada sesuatu yang hilang setiap kali dia mendengar seruan azan.

"Saya gelisah, fase-fase kecemasan yang telah lenyap dari waktu ke waktu mulai kembali terasa. Rasanya seperti saya melewatkan kuliah atau sesuatu yang penting untuk dilakukan," ujarnya.

Butuh beberapa waktu bagi Gill menyadari keyakinannya. Selama satu bulan saat Ramadhan, dia mulai mendapatkan pekerjaan di Australia dan berhasil menyelesaikan beberapa masalah keluarga.

Gill yang mulai menyadari akan pencariannya terhadap keyakinan agama lantas pergi menemui Warda dan menangis. Dia memberitahu temannya itu tentang perasaannya.

Warda kemudian mengatakan kepadanya bahwa dia harus bertanya kepada Gill tentang semua kesalahpahaman yang ada dibenaknya. Warda lalu menjelaskan semua itu kepada Gill dan memberikan referensi beberapa pemahaman tentang Islam kepadanya.

"Anda tidak akan percaya, tapi dulu saya tidak pernah mengerti hal-hal seperti itu, tetapi untuk pertama kalinya, hari itu tidak ada pertentangan dengan jawaban yang saya dapatkan sebelumnya, muncul dalam benak saya dan saya mendapatkan kepuasan diri ini," ungkapnya.

Realisasi dan konfrontasi tersebut lantas meyakinkan Gill, yang secara terbuka meninggalkan Islam untuk ateisme, lalu kembali ke Islam. Dia merasa menemukan kedamaian dalam memiliki keimanan kepada Tuhan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement