Selasa 01 Oct 2019 09:58 WIB

Turki, Pakistan, dan Malaysia Garap Channel TV Islam

Kehadiran channel baru itu diharapkan mampu meluruskan citra Islam.

Rep: Rizky Suryandika/ Red: Agung Sasongko
Ceramah agama di televisi.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ceramah agama di televisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Turki, Pakistan dan Malaysia terungkap tengah bekerjasama membentuk channel TV baru berbahasa Inggris. Kehadiran channel baru itu diharapkan membantu memperbaiki citra Islam di mata dunia

"Kami merasa banyak berita tentang Islam dan Muslim tidak akurat dan tak menunjukkan Islam yang sebenarnya. Mereka melabeli Muslim sebagai teroris dan dunia menyepakatinya sebagai kebenaran. Padahal Islam itu agama tanpa kekerasan," kata Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad seperti dilansir dari Daily Sabah, Selasa (1/10).

Rencananya, tokoh dari ketiga negara akan bertemu guna membahas kelanjutan channel TV itu. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Mahathir sudah menjajaki kerjasama dalam pertemuan PBB ke-74 di New York baru-baru ini.

Mahathir mengatakan keputusan soal channel TV ini akan segera diambil. Nantinya channel TV ini akan dioperasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi dari ketiga negara.

Imran Khan menyebut channel ini akan serupa dengan BBC. Ia berharap siaran channel itu mampu memerangi persepsi yang salah tentang Islam. "Salah persepsi yang membuat orang anti Islam akan diperbaiki. Muslim akan punya media khusus," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement