Kamis 15 Aug 2019 09:18 WIB

Rusak Akibat Banjir, Masjid Daarul Quran di Sigi Diperbaiki

Masjid Daarul Quran direnovasi segera.

Rep: Ali Mansur/ Red: Nashih Nashrullah
Warga bersama anggota TNI mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan pascabanjir bandang di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8)
Foto: Basri Marzuki/Antara
Warga bersama anggota TNI mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan pascabanjir bandang di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masjid Daarul Qur'an yang terletak di Dusun Sadaunta, Kulawi, Sigi, Sulawesi Tengah yang diterjang banjir bandang, Rabu (14/8), akan segera diperbaiki. Banjir bandang diakibatkan karena hujan lebat yang terjadi pada malam sebelumnya. Masjid tersebut dibangun PPPA Daarul Qur'an pascagempa Sulawesi Tengah. 

Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an, Tarmizi As Shidiq, mengatakan ketika gempa masjid ini menjadi satu-satunya tempat ibadah warga hampir rata dengan tanah. PPPA memutuskan membangun kembali masjid yang berada di bawah Taman Nasional Lore Lindu itu. 

Baca Juga

“Sejatinya masjid akan kami resmikan pada Agustus 2019 ini. Namun, tertunda karena banjir bandang ini. Semoga bencana segera berakhir agar masjid bisa segera diresmikan,” harap Tarmizi, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/8).  

Menurut salah seorang pengurus masjid, Muhammad Yasin Hajilatari (49), beruntung bangunan utama masjid tak terpengaruh banjir. Namun tempat wudu dan bangunan di sekitarnya yang berada lebih rendah dari bangunan lainnya mengalami kerusakan. “Semalam, (Selasa (13/8) itu betul-betul menakutkan. Sekitar jam enam sampai sembilan malam di sini diguyur hujan. Airnya semakin deras, dan akhirnya banjir,” tuturnya.  

Yasin bercerita, banjir bandang ini membawa serta bebatuan yang berasal dari gunung. Kini bebatuan itu berserakan di sekitar wilayah masjid. Selain masjid, ada delapan rumah warga yang juga porak poranda diterjang banjir. 

Rumah-rumah yang rusak itu terletak di bantaran sungai.  Selanjutnya, warga yang rumahnya terdampak banjir dievakuasi ke tempat yang lebih aman. 

Puing-puing rumah dan barang-barang mereka pun sudah mulai dibersihkan. Barang-barang yang masih dapat dipergunakan diambil kembali oleh pemiliknya.  

Tidak hanya itu, banjir bandang ini juga menyebabkan aliran listrik yang padam. Selain itu, ketidaktersediaan air bersih juga menjadi masalah yang muncul. 

Tetapi, berkat bantuan dari pemerintah daerah yang sigap datang ke lokasi, kini air bersih sudah mulai sampai ke warga. "Saya sudah 18 tahun di sini. Banjir semalam memang melebihi debit air dan kami tidak bisa memantau lebih dekat. Kita tidak pernah menduga hal ini terjadi, jauh sebelum ini pernah terjadi banjir, tapi tidak sebesar yang sekarang," tutur Yasin.

Yasin menduga, selain curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi akibat adanya genangan air di hutan yang lokasinya berada di wilayah yang lebih tinggi daripada rumah warga. “Banyak warga yang melihat ada genangan air di atas hutan pascagempa lalu. Warga meyakini hal tersebut juga menjadi salah satu kemungkinan insiden yang mengejutkan ini,” terangnya.

Kemudian untuk saat ini evakuasi masih terus dilakukan oleh Yasin dan warga sekitar. Mereka berharap tidak terjadi bencana susulan dan fasilitas kembali pulih agar aktivitas dapat berjalan seperti biasa.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement