Selasa 30 Jul 2019 07:21 WIB

Tahajudnya Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah orang yang paling takwa dan bersyukur.

Rasulullah
Foto: Pixabay
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nur Suharno

Nabi SAW adalah orang yang paling takwa dan bersyukur. Ketika Aisyah RA bertanya, "Me ngapa engkau berbuat seperti ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?" Nabi menjawab, "Bukankah sudah semestinya aku senang menjadi hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari dan Muslim).

Terkait Tahajud Nabi SAW, dari Aisyah, ia berkata, "Di suatu malam aku merasa kehilangan Nabi dari tempat tidurnya, kemudian aku cari beliau dengan meraba-raba, ternyata tanganku menyentuh telapak kaki beliau dan beliau sedang sujud dan kedua telapak kaki beliau sedang ditegakkan. Ketika itu beliau sedang membaca doa: "Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari murka-Mu, dan kepada pengamunan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari azab- Mu, aku tidak dapat menghitung betapa banyak sanjungan yang disampaikan kepada-Mu, sebagaimana yang telah Engkau sanjung diri-Mu sendiri." (HR Muslim).

Dari Aisyah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW biasa mengerjakan shalat malam setelah shalat Isya sampai fajar Subuh menyingsing." (HR Ahmad).

Nabi SAW biasa memperpanjang waktu berdiri ketika shalat. Tatkala beliau ditanya tentang shalat yang bagaimanakah yang paling utama, beliau menjawab, "Yang paling lama berdirinya." (HR Darimi).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah." (HR Nasai). Nabi menunaikan shalatnya tanpa istirahat hingga delapan rakaat (empat salam), baru kemudian beliau duduk berzikir (HR Abu Dawud). Setelah berzikir beliau shalat dua rakaat sambil duduk (HR Abu Dawud). Setelah itu Nabi shalat Witir satu rakaat (HR Abu Dawud), dilanjutkan sujud selama kira-kira bacaan 50 ayat (HR Bukhari).

Nabi menunaikan Tahajud dengan bacaan pelan, tetapi masih dapat didengar dari kamar Aisyah (HR Abu Dawud). Tidak selamanya Nabi membaca pelan, terkadang membaca dengan jahr (keras) (HR Ibnu Majah). Untuk bacaan yang hukum nya panjang Nabi membacanya dengan mad yang jelas dan benar-benar panjang (HR Ibnu Majah).

Pada masa-masa akhir hidupnya terkadang Nabi SAW membaca surah di dalam Tahajud sambil duduk, setelah bacaan di dalam surah tersebut kurang dari 30 ayat atau 40 ayat Nabi berdiri menyempurnakannya (HR Ibnu Hiban).

Riwayat lain, Nabi jika membaca surah dalam shalat sambil duduk, rukuk dan sujudnya juga dikerjakan sambil duduk (HR Muslim). Jika di dalam bacaannya terdapat ayat yang menyebutkan rahmat Allah, Nabi berdoa memohon kepada-Nya, jika membaca ayat yang berisikan tentang azab, Nabi meminta perlindungan, dan jika Nabi membaca ayat yang menyebutkan tentang kesucian Allah, Nabi bertasbih (HR Ibnu Majah).

Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat meneladani shalat Tahajud Nabi SAW dan merasakan manisnya iman. Amin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement