Rabu 24 Dec 2025 18:43 WIB

Dompet Dhuafa Tugaskan 31 Relawan Pendidikan ke Sumatera dan Aceh

Dompet Dhuafa melalui Great Edunesia menerjunkan tim RDP dengan bawa 7 program

Rep: Muhyiddin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dompet Dhuafa (DD) menugaskan sebanyak 31 relawan pendidikan ke daerah bencana Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.Dompet Dhuafa juga akan memberangkatkan tiga relawan Relawan Respon Darurat Pendidikan (RDP) ke tiga provinsi tersebut pada Sabtu (27/12/2025) mendatang. Mereka adalah Asep Ihsanuddin (Sumatera Utara), Riki Hardiansyah (Aceh), dan M Shirli Gumilang (Sumatera Barat).
Foto: Muhyiddin/Republika
Dompet Dhuafa (DD) menugaskan sebanyak 31 relawan pendidikan ke daerah bencana Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.Dompet Dhuafa juga akan memberangkatkan tiga relawan Relawan Respon Darurat Pendidikan (RDP) ke tiga provinsi tersebut pada Sabtu (27/12/2025) mendatang. Mereka adalah Asep Ihsanuddin (Sumatera Utara), Riki Hardiansyah (Aceh), dan M Shirli Gumilang (Sumatera Barat).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) menugaskan sebanyak 31 relawan pendidikan ke daerah bencana Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Selama di lokasi bencana, mereka akan memastikan bahwa banjir dan longsor tidak merenggut masa depan anak-anak terdampak.

Deputi Direktur I Dompet Dhuafa, Mulyadi Saputra mengatakan, Dompet Dhuafa juga akan memberangkatkan tiga relawan Relawan Respon Darurat Pendidikan (RDP) ke tiga provinsi tersebut pada Sabtu (27/12/2025) mendatang. Mereka adalah Asep Ihsanuddin (Sumatera Utara), Riki Hardiansyah (Aceh), dan M Shirli Gumilang (Sumatera Barat).

"Kami dari pilar pendidikan Dompet Dhuafa hari ini akan melepas relawan khusus pendidikan untuk memastikan bahwa hak-hak asasi pendidikan anak-anak di tiga daerah itu tetap terjaga," ujar Mulyadi dalam sambutannya dalam acara pelepasan tiga relawan tersebut.

Bencana di Sumatera tidak hanya merusak bangunan sekolah, tetapi juga mengguncang kondisi psikososial siswa dan guru. Merespons kondisi tersebut, Dompet Dhuafa melalui Great Edunesia menerjunkan tim RDP ini dengan membawa tujuh program intervensi utama untuk memastikan hak pendidikan anak-anak tetap terpenuhi.

Program-program tersebut mencakup pendirian Sekolah Darurat, distribusi perlengkapan sekolah, serta program Sekolah Ceria untuk mengembalikan senyum anak-anak. Selain itu, relawan juga dibekali kemampuan Psychological First Aid (PFA) untuk pemulihan trauma, layanan vokasi, renovasi sekolah, hingga Kelas Literasi Kreatif Kebencanaan.

"Jadi kami fokusnya ke beberapa hal. Untuk awal-awal, kita fokus ke sekolah ceria dulu. Walaupun penyintas, kita ingin mereka tetap ceria. Kita ingin tetap menghidupkan harapan mereka," ucapnya.

Ia menjelaskan, Dompet Dhuafa sudah ada di 38 provinsi, sehingga program pendidikan dalam penanganan penyintas ini juga melibatkan relawan daerah yang sudah terlatih.

"Maka kita ingin kawinkan antara relawan lokal di sana dengan relawan dari pusat," tuturnya.

Sebelum berangkat, tiga relawan RDP itu dibekali dengan Modul Ajar KLiK Kebencanaan, yang dirancang sebagai panduan praktis bagi relawan dan pendidik lokal dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang adaptif di situasi krisis.

Selain itu, mereka juga diberikan jaket relawan secara simbolis oleh General Manager Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa, Bobby P Manullang. Dalam kesempatan ini, Bobby berharap, misi ini menjadi langkah awal yang kuat untuk memulihkan denyut nadi pendidikan di wilayah terdampak.

Ia pun berpesan kepada relawan pendidikan Dompet Dhuafa untuk menumbuhkan empati, menjaga mental, serta menjadi relawan yang bermanfaat dalam membantu anak-anak penyintas.

"Rasulullah sudah pesankan kepada kita semua bahwa orang yang paling baik adalah orang yang paling besar manfaatnya, bukan ibadahnya," kata Bobby.

Sementara itu, Ketua RDP Great Edunesia Dompet Dhuafa yang akan berangkat langsung ke lokasi, M Shirli Gumilang mengungkapkan, para relawan pendidikan ini ditargetkan bisa menjalankan program sekolah darurat dan sekolah ceria ini di empat titik untuk masing-masing provinsi.

"Jadi 31 relawan sudah standby di lokasi bencana. Dan insya Allah kami bertiga akan berangkat ke lokasi bencana di tanggal 27 sampai kemudian 14 hari ke depan, sampai tanggal 9 Januari," ungkap Shirli.

Menjelang akhir tahun ini, ia pun mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menyalurkan bantuannya ke Sumatera dan Aceh. Karena, menurutnya, bantuan ke Sumatera sudah mulai melandai.

"Sumatera masih membutuhkan kita. Bukan hanya pendidikan saja, tapi saya kira semua sektor Sumatera masih membutuhkan kita," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement