REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Coquimbo, sebuah kota pelabuhan yang berada 400 kilometer dari Santiago, ibu kota Cile, memiliki landmark baru sejak 2007. Bangunan indah khas Maroko berdiri tegak di puncak El Vigía, kawasan bukit Dominante. Bangunan tersebut adalah Masjid Muhammad VI, sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat ibadah Muslim sekaligus pusat kebudayaan Islam di Coquimbo.
Masjid ini berada di puncak bukit dan berhadap-hadapan langsung dengan landmark gereja Katolik kota ini, yakni Cruz del Tercer Milenio, sebuah monumen salib besar setinggi 83 meter. Berdirinya duabangunan simbol keagamaan di Coquimbo menunjukkan semakin terbukanya masyarakat di Cile, khususnya di Coquimbo yang mayoritas beragama Katolik, terhadap umat Islam.
Masjid Muhammad VI merupakan prakarsa dari Pemerintah Maroko dan wali kota Coquimbo dalam rangka menjalin kerja sama budaya antara Maroko dan Cile. Pembangunan masjid ini dimulai pada 2004 dengan bantuan seorang arsitek asal Maroko, Faissal Cherradi. Masjid yang selesai pembangunannya selama tiga tahun ini resmi dibuka pada 14 Maret 2007 oleh Wali Kota Coquimbo Oscar Pereira dan mantan wali kota Pedro Velasquez, serta dihadiri wakil konsul dari Kerajaan Maroko.
Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 722 meter persegi tersebut meniru gaya khas arsitektur Masjid Koutubia di Marakes. Sebagai bagian dari replika Masjid Koutoubia, bentuk dan arsitektur Masjid Muhammad VI ini mempertahankan karakteristik bangunan utama yang dibuat cukup mengesankan. Kemiripan yang paling terlihat terutama pada bagian menara masjid berbentuk persegi empat, gaya menara khas arsitektur Almohad.
Struktur menara terbuat dari bata dan plester batu pasir yang memberikan kesan warna merah muda. Ukiran geometri khas Moor menjadi fasad yang menghiasi bagian atas menara. Pada sisi lain, eksterior masjid terlihat pada struktur jendela dan pintu masuk yang dihiasi dengan ornamen mashrabiya yang dipadukan dengan kaca patri. Di bagian atas, ukiran kayu bergaya geometri dan bunga menjadi ornamen penting langit-langit masjid.
Lampu gantung dengan kaca patri warna-warni khas Maroko pun menghiasi bagian serambi dan dalam masjid. Sedangkan pada sisi interior, yang paling mencolok dari Masjid Muhammad VI ini adalah kerumitan plester keramik yang terpasang bagian mihrab dan kolom masjid. Di beberapa bagian perpaduan seni kaca patri dan ukiran kayu menjadi dekorasi utama pada jendela dan pintu masuk. Di bagian serambi dan pintu masuk terdapat kolam air mancur berbentuk segi delapan yang juga berfungsi sebagai tempat berwudhu.